Elshinta.com - Emas melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), saat dolar pulih dan pasar saham AS melanjutkan reli mereka, sementara penandatanganan rancangan undang-undang bantuan pandemi yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Presiden AS menawarkan dukungan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 1.880,40 dolar AS per ounce.
Pada hari terakhir perdagangan pekan lalu, Kamis (24/12/2020) jelang Hari Natal, emas berjangka naik 5,1 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.883,20 dolar AS, setelah bertambah 7,8 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.878,10 dolar AS pada Rabu (23/12) mengutip Antara.
"Kami akan memasuki liburan. Pada kenyataannya, tidak menerima banyak gerakan sekarang," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Mungkin itu hanya gema di pasar dolar. Pada akhirnya emas akan terus bergerak lebih tinggi."
Indeks dolar rebound, setelah tergelincir ke level terendah satu minggu sebelumnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.(Sik)