6 Oktober 1970: Tragedi berdarah yang guncang kampus ITB

Tragedi berdarah mewarnai aksi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 6 Oktober 1970. Seorang mahasiswa, Renald Kasali (menurut beberapa catatan: Rene Louis Coenraad, mahasiswa Fakultas Teknik Mesin ITB), tewas setelah tertembak aparat keamanan saat aksi protes berlangsung. Peristiwa ini kemudian menjadi salah satu catatan kelam sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia.

Aksi mahasiswa yang berlangsung pada hari itu bermula dari ketidakpuasan terhadap kondisi sosial politik dan kebijakan pemerintah Orde Baru yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Mereka menggelar demonstrasi di kampus ITB, Bandung, dengan tuntutan perubahan kebijakan dan perbaikan kondisi sosial.

Kericuhan terjadi saat aparat keamanan mencoba membubarkan massa. Situasi yang awalnya terkendali berubah menjadi bentrokan setelah tembakan dilepaskan ke arah mahasiswa. Rene Louis Coenraad, yang saat itu ikut dalam aksi, menjadi korban tembak dan dinyatakan meninggal dunia. Beberapa mahasiswa lainnya mengalami luka-luka.

Tragedi ini memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat sipil, akademisi, dan tokoh-tokoh nasional. Mereka menilai tindakan represif aparat sebagai pelanggaran terhadap hak demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Pemerintah melalui Presiden Soeharto kemudian memerintahkan penyelidikan terhadap insiden tersebut. Sejumlah pihak dari aparat keamanan diperiksa, dan beberapa di antaranya diberi sanksi disiplin. Namun, proses hukum yang dinilai tidak transparan membuat kasus ini tetap menjadi perdebatan publik hingga kini.

Peristiwa 6 Oktober 1970 di ITB tidak hanya dikenang sebagai tragedi kehilangan nyawa seorang mahasiswa, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap pengekangan aspirasi dan kekerasan aparat. Setiap tahun, mahasiswa ITB menggelar acara tabur bunga dan renungan untuk mengenang korban yang gugur dalam aksi tersebut.