DPUPR Tangerang kerahkan petugas di area rawan banjir

Update: 2025-09-13 05:20 GMT

Seorang anak memakai jas hujan saat melintasi banjir di Kutabumi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (11/9/2025). Banjir setinggi 20 - 50 cm yang kerap terjadi ketika hujan deras diakibatkan buruknya kualitas drainase di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Banten meningkatkan kewaspadaan dengan menyiagakan petugas di beberapa lokasi rawan banjir seperti di Pintu Air Kali Ledug, Pintu Air Bulakan, Pintu Air Alamanda dan Pintu Air Jembatan Polor.

"Karena ada peringatan dini dari BPBD mengenai cuaca ekstrem. Kami sudah siagakan petugas di beberapa lokasi rawan banjir seperti jembatan polor," kata Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan pada Dinas PUPR Kota Tangerang Iwan Nursyamsu di Tangerang Sabtu.

Tidak hanya itu, Dinas PUPR juga meningkatkan fokus pengawasan di sejumlah titik rawan banjir terutama menangani air kiriman yang selama ini menjadi penyebab utama luapan banjir dalam beberapa bulan terakhir.

"Ketika ada peningkatan debit air dan rawan terjadi luapan, kami sudah siapkan antisipasi dengan tahap awal evakuasi warga lalu mencegah adanya tanggul jebol," ujarnya.

Pemerintah Kota Tangerang, katanya, juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan seluruh kondisi pintu air dapat berfungsi normal.

Sejauh ini pihaknya telah menerjunkan petugas untuk melakukan pemantauan kondisi fungsi pintu air secara rutin. Berdasarkan hasil pantauan terkini menunjukkan dari total 434 unit pintu air di semua wilayah dalam kondisi normal atau berfungsi dengan baik.

“Kami terus meningkatkan aktivitas monitoring untuk memastikan semua pintu air bisa berfungsi normal. Sejauh ini semuanya masih terkendali, kami memastikan semua pintu air dalam kondisi normal untuk mengatur debit air di sejumlah sungai dan aliran kali di Kota Tangerang dalam beberapa hari mendatang,” ujar Iwan.

Selain itu, Pemkot Tangerang mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif meningkatkan aktivitas mitigasi menghadapi potensi cuaca buruk ekstrem, sekaligus langsung memberikan informasi kepada petugas di lapangan melalui Call Center 112 dan Lapor LAKSA.

“Kami mengimbau masyarakat juga turut aktif meningkatkan langkah mitigasi di lingkungan masing-masing seperti tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

Sebelumnya BPBD Kota Tangerang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terkait potensi cuaca ekstrem karena adanya fenomena cuaca skala besar yang mendukung terbentuknya awan hujan dan peningkatan intensitas hujan di wilayah barat Indonesia.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar mengatakan imbauan ini menindak lanjuti informasi dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II karena adanya peningkatan curah hujan di wilayah Kota Tangerang dipengaruhi oleh beberapa kondisi atmosfer yang saat ini cukup labil.

Beberapa faktor atmosfer yang memicu cuaca ekstrem ini antara lain fenomena Dipole Mode negatif yang meningkatkan suplai uap air dari Samudra Hindia, serta aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, gelombang Rossby Equatorial dan keberadaan bibit siklon tropis 93S di barat Bengkulu juga turut memperkuat potensi hujan dan angin kencang di wilayah Banten, termasuk Kota Tangerang. “Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan genangan, banjir, pohon tumbang, serta gangguan aktivitas masyarakat,” katanya.

Tags:    

Similar News