Eks lahan konflik Megamendung kini jadi kawasan ekowisata
Salah seorang pegawai menyiapkan bibit pohon untuk ditanami di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA/HO-EAL
Lahan negara di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang sempat menjadi sumber konflik agraria kini bertransformasi menjadi kawasan ekowisata berkelanjutan melalui investasi hijau Eiger Adventure Land.
Kawasan tersebut sebelumnya menjadi titik konflik akibat penggundulan kebun teh dan hutan milik PT Perkebunan Nusantara I Regional II.
“Dampaknya ada dua. Pertama, penggundulan kebun teh dan hutan. Kedua, muncul sengketa lahan, padahal tanah itu milik negara. Dua persoalan ini berlangsung cukup lama,” kata Camat Megamendung, Ridwan di Bogor, Selasa.
Ia menuturkan, sejak menjabat pada 2023, tidak ada lagi laporan sengketa tanah. Kondisi tersebut merupakan dampak positif dari masuknya investasi.
Ridwan menyebut, kehadiran Eiger Adventure Land membawa empat manfaat utama: pengembalian lahan negara, reboisasi kawasan gundul, kontribusi terhadap pendapatan negara, dan penciptaan lapangan kerja bagi warga sekitar.
Menurut dia, pembangunan kawasan tersebut tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
“Sungai Cisukabirus di wilayah ini tidak pernah banjir meski ada pembangunan. Itu menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup,” tambahnya.
Investasi hijau ini dimulai pada 2021 dengan penanaman lebih dari 100 ribu pohon dan perdu, delapan juta tanaman semak, serta pembangunan lima kolam retensi dan 205 sumur resapan. Upaya itu diiringi pendataan keanekaragaman hayati untuk memastikan keberlanjutan lingkungan jangka panjang.
Langkah Eiger Adventure Land sejalan dengan visi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di bawah pimpinan Hanif Faisol Nurofiq yang menekankan pentingnya ekonomi hijau dan biru.
“Untuk mewujudkan visi pemerintahan ini, terdapat beberapa misi utama, yaitu mendorong ekonomi hijau dan biru dengan mengoptimalkan sumber daya alam secara berkelanjutan, memperkuat kemandirian dan kedaulatan negara, serta melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup,” ujar Hanif Faisol.
Selain berkontribusi pada pelestarian alam, Eiger Adventure Land juga mendukung kebijakan hilirisasi dan penyerapan tenaga kerja sebagaimana diarahkan Presiden Prabowo Subianto. Hingga kini, kawasan tersebut melibatkan lebih dari 500 pekerja, termasuk sekitar 300 warga lokal, dan akan menyerap lebih dari 1.200 tenaga kerja saat beroperasi penuh.
Atang (70), warga Sukagalih yang bekerja sebagai gardener sejak 2019, menjadi saksi perubahan lingkungan di Megamendung. “Saya diajari cara menanam dan merawat tanaman yang cocok di sini. Pohon yang saya tanam tiga tahun lalu sekarang sudah besar,” ujarnya.
Selain menciptakan lapangan kerja, keberadaan Eiger Adventure Land menggerakkan roda ekonomi lokal melalui dukungan bagi UMKM, peningkatan penerimaan pajak dan PNBP, serta kolaborasi lintas sektor.
Siti Amanah, Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Ketua Forum Rural Advisory Services for Southeast Asia (RASSEA), menilai Eiger Adventure Land sebagai contoh kolaborasi multipihak yang menyatukan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
“Ekowisata seperti ini menjadi sarana transformasi sosial, ekonomi, dan ekologis dari kawasan penuh konflik menjadi ruang pembelajaran dan kesejahteraan bersama,” katanya.
Transformasi Megamendung menjadi kawasan ekowisata membuktikan bahwa pembangunan dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta menghadirkan model pengelolaan lahan yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan bagi alam dan masyarakat.