Jelang Galungan, BI Bali pantau kecukupan stok pangan
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Yusuf Wicaksono (tengah) di sela diskusi media di Singaraja, Bali, Jumat (14/11/2025) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengawasi kecukupan stok pangan di Pulau Dewata menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan 2025.
“Upaya itu sebagai mitigasi risiko inflasi akibat dinamika cuaca dan peningkatan permintaan," kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Senin.
Bank sentral di Bali itu telah memetakan sejumlah komoditas pangan yang berkontribusi besar menyumbang inflasi atau kenaikan harga yaitu beras, daging ayam, dan telur.
Ia menambahkan komoditas musiman yang dalam lima tahun terakhir perlu diantisipasi tren kenaikan harganya yaitu canang sari atau rangkaian janur dan bunga, cabai merah, cabai rawit, pisang, jeruk dan daging babi.
"Kami akan terus bersinergi untuk mengawal stabilitas harga dan ingin menjadi contoh bagi nasional dalam memastikan terpenuhinya bahan pangan strategis tidak hanya untuk masyarakat tapi juga mendukung pariwisata," ucapnya.
TPID Bali yaitu beranggotakan unsur pemerintah daerah dan BI di Bali itu juga menebar tim yang sekaligus memantau harga sejumlah kebutuhan pokok di 60 pasar di Pulau Dewata dan masyarakat dapat memantau hasilnya melalui Sistem Informasi Harga Pangan atau Sigapura.
Adapun harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga yaitu cabai merah besar yang rata-rata di Bali mencapai Rp51.425 per kilogram atau naik 3,61 persen sebesar Rp1.856.
Sedangkan, harga cabai merah besar tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan mencapai Rp59.444 per kilogram dan Denpasar mencapai Rp54.333 per kilogram.
Begitu juga cabai rawit merah naik 5 persen sebesar Rp1.500 menjadi rata-rata Rp29.988 per kilogram.
Sementara itu, harga daging babi, salah satu komoditas yang banyak dibutuhkan saat Galungan, harganya mencapai rata-rata Rp89.385 per kilogram.
Sedangkan, harga beras medium rata-rata di Bali stabil mencapai Rp14.555 per kilogram, beras medium untuk stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) Rp11.970 per kilogram serta beras premium stabil Rp15.658 per kilogram.
Untuk inflasi di Bali pada triwulan III 2025 mencapai 2,61 persen dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,88 persen.
Sementara, untuk memperkuat ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas sektor pertanian serta perikanan jangka panjang, bank sentral menyalurkan bantuan sarana dan prasarana produksi pertanian dan perikanan kepada penerima manfaat di seluruh kabupaten/kota di Bali.
Penerima manfaat itu di antaranya koperasi petani, kelompok petani subak, hingga badan usaha desa.