KAI perkuat integrasi antarmoda via TOD, manfaatkan lahan 327 juta m2

Update: 2025-10-08 10:20 GMT

Logo PT KAI (ANTARA/HO-PT KAI)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memperkuat integrasi antarmoda melalui konsep pembangunan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) dengan memanfaatkan lebih dari 327 juta meter persegi (m2) lahan perkeretaapian.

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin memandang integrasi antarmoda sebagai kunci masa depan transportasi Indonesia. Saat ini, moda KAI Group sudah saling terhubung seperti KRL Yogya–Solo, LRT Jabodebek, kereta cepat Whoosh.

"Ke depan, integrasi ini akan diperkuat melalui konsep TOD yang memanfaatkan lebih dari 327 juta m2 lahan perkeretaapian, termasuk potensi pembangunan 131 ribu unit hunian di kawasan Jabodetabek," ujar Bobby kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

KAI pada tahun ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 dan menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat agar kereta api semakin menjadi pilihan utama transportasi.

Pengembangan Transit Oriented Development serta ruang komersial di stasiun yang memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar merupakan upaya mengoptimalkan pendapatan non-tiket (Non-Fare Box) dan aset sebagai salah satu pilar bisnis utama KAI.

Adapun dua pilar bisnis utama lainnya yakni meningkatkan faktor muat (load factor) penumpang dan barang agar perjalanan lebih efisien dan biaya logistik semakin kompetitif, kemudian pilar berikutnya adalah mempercepat pengembangan teknologi untuk mendukung integrasi logistik nasional.

"Program ini dipilih bukan hanya untuk memperkuat posisi KAI, tetapi agar layanan yang kami hadirkan benar-benar memberi manfaat nyata bagi pelanggan dan negara," kata Bobby.

Menurut dia, visi yang dibawa KAI sendiri adalah "Be a Nation Integrated Logistics Toward World Class Railways Operator". Ini adalah cita-cita bersama yang lahir dari kebutuhan bangsa akan transportasi publik yang lebih andal dan logistik yang terintegrasi.

Menjadi operator kelas dunia tentu bukan tujuan yang mudah, tapi dengan disiplin, strategi yang jelas, dan kerja sama seluruh Insan KAI, kata Bobby, arah itu bisa KAI tempuh.

"Seperti sebuah tim sepak bola yang bermain dengan formasi rapih, solid, dan penuh semangat, kami ingin setiap lini di KAI bergerak bersama menuju kemenangan yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Bobby.

Adapun indikator utama yang KAI kejar adalah ketepatan waktu (on time performance/OTP), keselamatan, dan kepuasan pelanggan. Tahun 2024, on time performance keberangkatan mencapai 99,77 persen dan kedatangan 96,05 persen.

Sementara indeks kepuasan pelanggan berada di angka 4,51 pada semester I dan 4,49 pada semester II, lebih tinggi dibandingkan moda transportasi lain. Dampaknya bukan hanya rasa aman dan nyaman bagi penumpang, tapi juga efisiensi bagi perekonomian nasional.

KAI akan terus berusaha menghadirkan layanan yang andal, aman, tepat waktu, dan ramah lingkungan.

Data menunjukkan ketepatan waktu keberangkatan 99,77 persen dan kedatangan 96,05 persen, serta indeks kepuasan pelanggan di atas 4,5 sepanjang 2024. Capaian ini, ujar Bobby, adalah hasil kerja keras seluruh Insan KAI, dan masih banyak ruang untuk ditingkatkan.

Karena itu, visi untuk menjadi operator kelas dunia bukan sekadar ambisi perusahaan, tetapi sebuah perjalanan bersama dengan pelanggan. Bobby mengatakan KAI ingin memastikan bahwa kereta api benar-benar menjadi sahabat perjalanan sekaligus motor pembangunan bangsa.

"Mobilitas yang lancar membantu menekan biaya logistik dan mempercepat pergerakan orang maupun barang ke seluruh penjuru negeri. Dan integrasi (antarmoda) ini tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, tapi juga menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di sekitar stasiun," pungkas Bobby.

Similar News