Kualitas udara Jakarta masuk tiga terburuk dunia pada Kamis

Update: 2025-10-02 03:00 GMT

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyemprotkan kabut air (water mist) di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyemprotkan 4.000 liter air berbentuk kabut (water mist) di sejumlah titik strategis sebagai upaya menekan polusi udara sekaligus bagian dari rangkaian pra-kegiatan Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz

Kualitas udara Jakarta pada Kamis masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir yang dipantau di Jakarta, Senin pukul 06.01 WIB, kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 144 mengacu pada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 53 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi sebanyak itu setara 10,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Situs tersebut merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, kelompok sensitif sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, bagi kelompok sensitif juga sebaiknya menggunakan masker. Bagi masyarakat umum ketika beraktivitas di luar ruangan lebih baik menggunakan masker.

Laman resmi ini menyatakan bahwa Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan ketiga. Sementara posisi puncak, yaitu Kota Kuwait dengan angka 192 diikuti Kota Lahore (Pakistan) dengan angka 190.

Sementara itu, situs resmi milik Pemprov DKI Jakarta, yaitu udara.jakarta.go.id menunjukkan bahwa rerata kualitas udara pada hari yang sama masuk kategori baik dan sedang.

Dari 111 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di DKI Jakarta menunjukkan tidak ada satu lokasi pun yang masuk kategori tidak sehat.

Similar News