Mayoritas destinasi wisata Aceh terdampak banjir–longsor

Update: 2025-12-05 03:10 GMT

Wakil Sekretaris DPD ASITA Aceh Afri Yordan, di Penang, Malaysis, Kamis (4/12/2025). (ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga)

Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (DPD ASITA) Aceh Afri Yordan mengatakan hampir 80 persen destinasi wisata andalan di Aceh terdampak oleh banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut.

"Data yang kami peroleh dari dinas terkait, hampir 80 persen terdampak. Terutama di Takengon, itu ada wisata danau dan wisata adventure lain seperti wisata hiking-nya, terdampak longsor," ujar Afri Yordan.

Demikian diutarakan Afri Yordan usai kegiatan menjadi pembicara di acara "Promosi Destinasi Wisata Indonesia dan Promosi Pemanfaatan Kerja sama QR Cross Border Payment" di Penang, Malaysia, Kamis (4/12).

Menurut Afri, beberapa kafe di pesisir yang kerap menjadi tujuan wisata turisj uga hancur. Belum lagi akses jalan menuju kawasan wisata yang terputus.

"Yang masih aman di kawasan gunung di atas seperti Burtelege," kata Afri.

Afri mengatakan DPD ASITA Aceh selaku asosiasi tur dan perjalanan mendorong pemerintah untuk lebih aktif memperhatikan dan memberikan bantuan kepada masyarakat, termasuk pelaku wisata di wilayah yang berjuluk Serambi Mekah itu.

"Upaya kami untuk melakukan komunikasi dengan pemerintah, khususnya untuk membantu destinasi wisata, tetap kami lakukan. Kami juga berupaya membagikan bantuan-bantuan ke beberapa destinasi wisata, contohnya di Aceh Besar," kata dia.

Di Aceh Besar sejumlah objek wisata terkena dampak banjir, salah satunya area wisata durian.

Lebih jauh Afri mengatakan turis mancanegara yang paling banyak datang ke Aceh berasal dari Malaysia.

Wisatawan Malaysia umumnya menyukai wisata religi di Aceh, termasuk berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh – yang saat ini kondisinya aman atau tidak terdampak banjir.

"Berdasarkan data hampir sekitar 60 persen sampai 70 persen itu wisatawan dari Malaysia. Sisanya kebanyakan dari Eropa, Asia, dan Timur Tengah," kata Afri.

Afri menyampaikan dari sisi kebencanaan, banjir dan tanah longsor di Aceh tahun 2025, jauh lebih luas dampaknya dibandingkan peristiwa tsunami 2004 silam, sebab bencana kali ini berdampak di hampir seluruh wilayah utama Aceh.

Sementara dari sisi korban jiwa, Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh melaporkan hingga Kamis (4/12) malam tercatat sedikitnya 326 korban meninggal dunia dan 167 lainnya masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor di Aceh.

Pemerintah saat ini tengah berupaya keras untuk menangani bencana banjir dan tanah longsor di Pulau Sumatera yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Tags:    

Similar News