Mayoritas kota besar berpotensi hujan ringan hingga sedang

Update: 2025-12-19 01:20 GMT

Ilustrasi - Kondisi hujan di wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/Yoseph Boli Bataona)

Elshinta Peduli

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan mayoritas kota-kota besar di Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada Jumat.

Dalam sistem peringatan dini cuaca BMKG, untuk wilayah Sumatra, kota-kota besar yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni Aceh, Medan, Tanjung Pinang, Padang, Jambi, Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.

“Pekanbaru diprakirakan berawan,” ujar Prakirawan BMKG Bintari dalam siaran yang diikuti dari Jakarta.

Hujan ringan hingga sedang juga berpotensi terjadi di Serang, Jakarta, dan, Semarang. Adapun Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, berawan tebal dan udara kabur.

Di Pulau Kalimantan, provinsi seperti Pontianak, Tanjung Selor, Palangkaraya, dan Samarinda berpotensi hujan ringan hingga sedang. Sementara Banjarmasin diprakirakan hujan lebat disertai kilat.

Begitu pula dengan Bali yang berpotensi hujan ringan. Berbeda halnya dengan Lombok dan Kupang yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat.

Hujan lebat disertai kilat juga diprakirakan terjadi di Mamuju, sementara wilayah lainnya di pulau Sulawesi seperti Palu, Makassar, Kendari, Palu, Manado, hingga Gorontalo.

Berpindah ke wilayah paling timur, kota-kota seperti Ternate, Ambon, Manokwari, Sorong, Nabire, Jayawijaya, dan Merauke diprakirakan diguyur hujan ringan hingga sedang. Sementara Jayapura diprakirakan berawan.

Elshinta Peduli

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani menegaskan pengelolaan informasi yang andal, terintegrasi, dan berkelanjutan dari hulu ke hilir merupakan pilar utama dalam manajemen risiko bencana hidrometeorologi.

Informasi yang kuat dinilai menjadi fondasi penting dalam mendukung sistem peringatan dini, upaya mitigasi, hingga pengambilan keputusan kebencanaan yang efektif.

Faisal mengungkapkan bahwa berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kejadian bencana di Indonesia masih didominasi oleh banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang terjadi hampir di seluruh wilayah.

Dinamika atmosfer, termasuk pengaruh siklon tropis seperti Cempaka, Seroja, dan Senyar, turut memperparah intensitas hujan ekstrem yang memicu banjir dan longsor.

“Secara umum trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus diperkuat secara berkelanjutan,” kata Faisal.

Menurutnya, tantangan tersebut perlu dijawab melalui penguatan sistem peringatan dini yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dalam konteks ini, BMKG berperan di hulu sebagai penyedia data, informasi, dan peringatan dini berbasis sains.

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News