Pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta diduga terinspirasi media digital
Psikolog Assoc. Prof Universitas Paramadina yang juga owner rumah konseling. Muhammad Iqbal, Ph.D. Foto : Istimewa
Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang melibatkan pelajar sebagai terduga pelaku kini mengarah pada dugaan bahwa yang bersangkutan merupakan korban perundungan atau bullying di lingkungan sekolahnya.
Psikolog Assoc. Prof Universitas Paramadina yang juga owner rumah konseling. Muhammad Iqbal, Ph.D menilai tindakan agresif yang diduga dilakukan pelajar tersebut tak lepas dari pengaruh media sosial dan tontonan digital yang kian memengaruhi perilaku remaja di era digital.
“Kalau kita lihat rujukan di negara-negara Barat, seperti di New Zealand, Australia, dan Amerika, kasus serupa sudah pernah terjadi. Ini fenomena baru di mana media sosial, tekanan sosial, film, dan game online berpengaruh pada cara berpikir seseorang,” ujar Muhammad Iqbal, dalam wawancara di Edisi Sore Radio Elshinta, Sabtu (8/11/2025).
Ia menambahkan, jika hipotesis bahwa pelaku adalah korban perundungan benar, maka tindakan agresif yang muncul bisa dipahami sebagai bentuk respons atau pembelajaran sosial dari pengalaman dan tontonan yang ia konsumsi.
“Game online sendiri dalam beberapa kasus menjadi sumber inspirasi dalam melakukan kekerasan. Bisa saja korban yang tertekan mencari pelarian lewat tontonan atau game, lalu secara tidak sadar meniru perilaku agresif yang dilihatnya,” tambahnya.
Fenomena ini, lanjut dia, sejalan dengan teori social learning yang dikemukakan psikolog sosial Albert Bandura, bahwa seseorang dapat meniru perilaku yang diamatinya dari lingkungan atau media.
“Ini menunjukkan pentingnya perhatian pada kesehatan mental pelajar, serta kontrol terhadap konten digital yang mereka konsumsi,” tegasnya.
Polisi masih menyelidiki kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terkait motif dan latar belakang kejadian tersebut.
Candra Dinata