Polisi usut dugaan keracunan di salah satu MTs Malang

Update: 2025-10-24 06:50 GMT

Salah seorang personel Kepolisian Resor (Polres) Malang meninjau kondisi kesehatan pelajar yang mengalami keracunan dan dirawat di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (24/10/2025). ANTARA/HO-Polres Malang

Kepolisian Resor (Polres) Malang melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab dugaan kasus keracunan yang dialami oleh siswa dan guru di salah satu madrasah tsanawiyah (MTs) di wilayah tersebut, apakah karena mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) atau sebab lainnya.

Kepala Polres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno di Malang, Jawa Timur, Jumat, mengatakan, pihaknya akan meminta keterangan kepada pihak pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan paket MBG untuk MTs tersebut.

"Kami akan memintai keterangan dari pihak penyedia makanan untuk mengetahui proses pengolahan dan distribusinya," kata Danang.

Peristiwa dugaan keracunan menyebabkan 27 orang harus mendapatkan perawatan medis. Kejadian itu terjadi pada Kamis (23/10) pukul 10.30 WIB, saat itu para korban mengeluhkan mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu yang terdiri dari ayam goreng, sayur jagung dan wortel, nasi, tahun saos barbeque, serta pisang.

Selain itu, pihaknya masih menunggu terbitnya hasil dari sampel menu MBG yang telah diambil dan kini sedang dalam proses pengujian di laboratorium.

Danang meminta kepada seluruh masyarakat agar tenang, sebab para korban telah mendapatkan penanganan intensif dari tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.

"Semua korban sudah mendapat perawatan dan kondisinya berangsur membaik," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Polres Malang AKP Bambang Subinanjar, mengatakan petugas kepolisian telah berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya dalam hal memastikan para korban mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Lebih lanjut, kata dia, kondisi korban sudah pulih setelah mendapatkan perawatan medis.

Hingga kini, polisi masih terus berupaya mengumpulkan keterangan dari pihak sekolah, pengelola dapur, dan penyalur program MBG.

"Kejadian ini masih dalam penyelidikan. Kami menunggu hasil uji sampel makanan sebelum menentukan langkah hukum lebih lanjut," ucap dia.

Tags:    

Similar News