TEI 2025 ditutup, perluas kerja sama ekonomi Indonesia dan Pakistan
Diperkuat semangat 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso resmi menutup Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, perluas kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Pakistan. Foto : KBRI Pakistan
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso telah resmi menutup Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten. Pada TEI 2025 kali ini, KBRI Islamabad dan KJRI Karachi telah mengajak lebih dari 60 pengusaha Pakistan dari berbagai wilayah, seperti Islamabad, Lahore, Karachi, hingga Gwadar yang memiliki pelabuhan strategis di selatan negeri Muhammad Ali Jinnah ini.
“Ini kali kedua saya ikut TEI. Banyak potensi kerja sama ekonomi yang belum diketahui oleh dunia bisnis Pakistan. Sebaliknya, para pengusaha Indonesia juga belum banyak yang mengenal Pakistan. Tapi saya cukup optimis melihat respons baik dari banyak mitra potensial selama TEI,” ujar Haseeb Khan, pimpinan Harmann Pharmaceutical Laboratories asal Lahore yang juga Ketua Pakistan-Indonesia Business Circle (PIBC). Pihaknya telah tanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan tanah air, PT. Ultra Sakti.
Mendukung optimisme para pengusaha Pakistan, Duta Besar RI untuk Pakistan, Chandra W. Sukotjo menekankan perlunya memperluas kerja sama ke berbagai sektor baru, seperti farmasi, industri halal, energi terbarukan, ekonomi digital, dan teknologi pertanian.
“Perdagangan antara kedua negara terus tumbuh dengan baik. Dari Januari hingga Juli 2025, ekspor Indonesia ke Pakistan mencapai USD 2,16 miliar. Atau naik 21,83% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kita percaya bahwa potensi kerja sama ekonomi masih jauh lebih besar dari angka itu,” ujarnya di depan para pengusaha kedua negara pada “Pakistan Economic Networking Forum : Building a Shared Future” di sela-sela kegiatan TEI. Hingga saat ini, volume perdagangan kedua negara didominasi sawit dan derivative products nya.
Forum ini terselenggara atas kolaborasi antara Perwakilan RI di Pakistan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan International Creatives Exchange (ICE) sebuah platform interaksi people-to-people (p-to-p) contact besutan Atta-ul-Karim, diaspora Pakistan di Jakarta.
Pakistan menempati posisi ke-3 di Asia Selatan dalam daftar investor di Indonesia, dengan nilai USD 36,6 juta yang tersebar dalam 1.742 proyek (2020–2025). “Realisasi investasi semester I 2025 di Indonesia mencapai Rp 942,9 triliun atau 49,5% dari target tahun berjalan,” terang Muhammad Iqbal, Wakil Direktur Promosi Investasi untuk Asia Timur, Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM.
“Perdagangan bukan sekadar pertukaran barang, tetapi kepercayaan. Investasi bukan hanya soal modal, tetapi komitmen. Dan jejaring bukan hanya kontak, tetapi koneksi hati dan ide. Kedua negara bersahabat ini punya koneksi kuat karena memiliki aset sebagai sesama negara Muslim terbesar di dunia,” tambah Bernardino M. Vega, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional, yang menekankan perlunya para pengusaha kedua negara melangkah ‘beyond trade numbers’ dan lebih banyak menggandeng influencer sebagai jembatan kerja sama people-to-people.
Optimisme banyak pihak tersebut dilengkapi dengan pernyataan Naseem Rashed, Atase Perdagangan dan Investasi Kedubes Pakistan di Jakarta yang menegaskan komitmen pemerintah Pakistan untuk memfasilitasi lebih banyak kolaborasi bisnis langsung antar pelaku usaha kedua negara (B2B engagement).
Menunjukkan pentingnya tahun 2025 bagi kedua negara bersahabat, para pengusaha kedua negara menyaksikan peluncuran dua buku, yaitu “75 Years of Indonesia–Pakistan Bilateral Relations: Two Friends, One Spirit,” karya Atta-ul-Karim yang menyoroti sejarah dan figur penting dalam tujuh dekade hubungan bilateral. Buku lainnya berjudul, “Islamabad to Jakarta: A Personal Reflection,” karya Shams Abbasi, wartawan Associated Press of Pakistan , kantor berita milik Pemerintah Pakistan.
Vivi Trisnavia