Tema Natal 2025 jadi fondasi bangun kembali hubungan sehat di keluarga
Kegiatan "Christmas Carol Colossal" Tahun 2025, di area FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2025). "Christmas Carol Colossal" yang merupakan perayaan Natal melalui festival musik di ruang publik, tahun ini diikuti lebih dari 20 grup paduan suara dengan sekitar 1.500 peserta dari berbagai komunitas. ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta mengemukakan perayaan Natal 2025 yang mengusung tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” menjadi fondasi untuk membangun kembali hubungan yang sehat dan bermakna khususnya di dalam keluarga.
"Tema ini menjadi pengingat bahwa kasih Tuhan hadir di tengah kesulitan dan dapat menjadi fondasi untuk membangun kembali hubungan yang sehat dan bermakna," kata Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag DKI Jakarta, Antonius Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan, makna keselamatan tidak berhenti pada kisah sejarah, melainkan hadir di tengah tantangan keluarga modern, mulai dari tekanan ekonomi, persoalan kesehatan mental hingga relasi antargenerasi.
"Banyak keluarga saat ini menghadapi konflik internal, dampak bencana alam hingga kecemasan akan masa depan," kata dia.
Karena itu, perayaan Natal tahun ini diharapkan dapat membantu keluarga-keluarga Katolik, termasuk di Keuskupan Agung Jakarta untuk bertumbuh dan bergerak bersama guna mewujudkan pertobatan ekologis.
Dengan begitu, perayaan Natal bukan hanya perayaan seremonial tetapi berdampak bagi kehidupan dan kebahagiaan umat manusia di masa yang akan datang.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Kantor Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib mengimbau umat Kristiani dan warga di Jakarta terus merawat harmoni, menghargai keragaman, memperkuat persaudaraan serta memupuk solidaritas.
"Terutama memupuk solidaritas bagi kawan kawan kita yang sedang menghadapi musibah di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat," kata dia.
Begitu pula dengan penyambutan Tahun Baru 2026 sebaiknya dilakukan dengan penuh kesadaran dan empati terhadap masyarakat di Pulau Sumatera yang masih dalam situasi pemulihan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor.

