Tiga siswi kembar Sekolah Rakyat tekuni Judo dan incar karier atlet profesional
Tiga siswi kembar Shaskia Rihanna Putri, Shafira Rihanna Putri, dan Shafana Rihanna Putri menjalani pendidikan Sekolah Rakyat sambil menekuni olahraga judo,incar atlet profesional dan menjadi polisi wanita (polwan). Foto : Radio Elshinta Rizki Rian
Di Sekolah Rakyat (SR), tiga siswi kembar bernama Shaskia Rihanna Putri, Shafira Rihanna Putri, dan Shafana Rihanna Putri menjalani pendidikan berasrama sambil menekuni olahraga judo. Ketiganya berusia 15 tahun dan sudah aktif mengikuti berbagai kejuaraan sejak masih duduk di bangku SMP.
Perkenalan mereka dengan SR berawal dari informasi yang diterima ibu mereka melalui Program Keluarga Harapan (PKH). “Awalnya mama saya dapet PKH, terus pas datang itu mama dikasih tahu ada sekolah gratis, sekolah rakyat yang dari Prabowo. Terus didaftarin,” ujar Shafira. Tak lama setelah pendaftaran, nama ketiganya dinyatakan diterima. “Langsung ada namanya: Shaskia, Shafira, Shafana,” katanya kepada Radio Elshinta, di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
Saat awal masuk asrama, mereka sempat merasa khawatir tidak bisa bergaul. Namun kekhawatiran itu cepat hilang. “Pertama kali datang saya takut, Tapi lama-lama teman-temannya asik, bisa diajak ngomong, bisa diajak ketawa,” kata Shafira.
Mereka juga menyebut suasana pertemanan yang hangat sebagai pengalaman yang paling berkesan, termasuk kegiatan belajar kelompok hingga memetik buah di sekitar sekolah.
Jika dibandingkan dengan sekolah swasta sebelumnya, mereka merasa SR lebih terjangkau dan suasananya lebih mendukung. Hidup di asrama juga mengajarkan kedisiplinan, dari jadwal belajar hingga waktu khusus menelpon orang tua. “Setiap malam nelfon mama, setelah itu HP dikumpulin,” ujar Shafira.
Sebagai atlet judo, ketiganya pada awalnya sempat ragu ketika diajak bergabung oleh keluarga. “Awalnya diajakin mama sama abang. Takut awalnya, takut sakit-sakitan,” kenang Shafira. Setelah mencoba, mereka justru menikmati latihan dan mengikuti berbagai turnamen seperti RBC Open nasional, Judo Jakarta Open 2024, hingga kejuaraan daerah DKI Jakarta. “Lebih banyak juara dua sampai tiga,” ujarnya.
Meskipun SR belum memiliki ekstrakurikuler judo, ketiganya tetap berlatih di klub luar sekolah. “Latihannya di Sepulang sekolah, dijemput untuk latihan dari jam 4 sampai jam 9 malam,” tutur mereka.
Mereka berharap SR dapat menambahkan ekskul judo di masa depan agar lebih mudah berlatih dan lebih banyak siswa dapat mengenal olahraga tersebut.
Mengenai lingkungan sekolah, ketiganya menegaskan bahwa suasana belajar di SR cukup aman. “Nggak ada bully di SR. Sejauh ini nggak ada,” kata mereka. Hal ini berbeda dengan pengalaman kurang menyenangkan yang pernah mereka alami di sekolah lama.
Meski berkegiatan sebagai atlet, ketiganya memiliki cita-cita sama untuk menjadi polisi wanita (polwan). Mereka juga memiliki mata pelajaran favorit seperti Bahasa Indonesia, PJOK, Agama, dan Seni Budaya. Para guru di SR mereka nilai menyenangkan dan mudah diajak berdiskusi.
Sebagai siswa kelas 10 yang tinggal jauh dari rumah di Lebak Bulus, ketiganya berharap SR terus berkembang dan menyediakan lebih banyak fasilitas. “Semoga SR ke depannya semakin maju, semakin jaya. Dan ada judo,” harap mereka.
Bagi Shaskia, Shafira, dan Shafana, SR menjadi tempat belajar sekaligus ruang untuk menumbuhkan disiplin, minat, dan mimpi. Dari latihan judo hingga cita-cita menjadi polwan, ketiganya terus melangkah membangun masa depan yang mereka bayangkan.
Rizki Rian Saputra