Warga Madiun ikut amati fenomena "blood moon" dan gelar shalat gerhana
Penampakan gerhana bulan total atau "blood moon" dari hasil pengamatan tim Falakiyah Madiun dan Ngawi Astronomy Club di Pondok Pesantren Al-Basyariyah di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (8/9/2025). Fenomena astronomi gerhana bulan total tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang di wilayah Madiun dan sekitarnya mulai pukul 23.27 WIB sampai 02.56 WIB. ANTARA/HO-Ngawi Astronomy Club
Elshinta.com - Sejumlah warga, di antaranya di Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Kabupaten Madiun, Jawa Timur ikut mengamati fenomena gerhana bulan total berwarna merah darah atau blood moon dan menggelar shalat gerhana.
Pengamatan blood moon tersebut melibatkan Lembaga Falakiyah Madiun dan Ngawi Astronomy Club yang berlangsung pada Minggu, 7 September 2025 mulai pukul 23.27 WIB hingga Senin 8 September 2025 dini hari pukul 02.56 WIB.
"Pondok kami memberikan fasilitas tempat untuk observasi gerhana bulan. Selain merupakan fenomena alam, pengamatan gerhana bulan juga untuk kepentingan ibadah umat Islam," ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Basyariyah Gus Zahid Basthomi dalam keterangannya di Madiun, Senin.
Menurutnya, ada kajian ilmiah yang bisa dipelajari bersama-sama oleh para santri serta masyarakat dalam fenomena gerhana bulan. Karena, gerhana bulan juga digunakan untuk mencocokkan data hisab.
"Melalui fenomena gerhana bulan dapat diketahui apakah terjadi koreksi atau hitungan hasil hisab sudah sesuai," kata dia.
Meskipun gerhana bulan dapat diamati secara visual, dalam kesempatan tersebut tim Falakiyah Madiun, Ngawi Astronomy Club, dan pegiat astronomi lainnya melakukan pengamatan dengan menggunakan peralatan laboratorium falakiyah, di antaranya teodolit, teleskop astronomi, teleskop manual model alt az, teleskop robotik, smart teleskop, dan hasil hisab.
Selain mengamati fenomena blood moon, juga dilakukan shalat gerhana dua rakaat di lingkungan pondok pesantren setempat. Menurut Gus Zahid, gerhana bulan bukan hanya peristiwa astronomi, tetapi juga menjadi momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah, termasuk shalat gerhana, dzikir, serta doa-doa yang mengandung permohonan ampun dan perlindungan dari segala keburukan.
"Kami senang dan berharap ke depan ilmu falakiyah dan astronomi dapat dipelajari di semua kalangan, khususnya di lingkup pondok pesantren dan sekitarnya," katanya.
Ketua Ngawi Astronomy Club, Rhody Agiel Saputro menambahkan fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada 7-8 September 2025 dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Madiun.
"Gerhana bulan menarik untuk diamati dan dapat diprediksi keberadaannya. Dalam kesempatan ini, fenomena tersebut berlangsung sekitar pukul 23.27 WIB sampai 02.56 WIB," katanya.