MAXY & Robotic Explorer dorong lompatan pendidikan AI

MAXY Academy dan Robotic Explorer memperkuat transformasi pendidikan berbasis AI melalui kolaborasi bersama pemerintah pada peringatan Hari Guru Nasional 2025.

Update: 2025-12-03 04:46 GMT

Elshinta/ Rizky Rian Saputra

Peringatan Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum bagi MAXY Academy, Robotic Explorer, dan Masyarakat Teknologi Cerdas Indonesia (IS-SMART) untuk menghadirkan gagasan baru terkait arah pendidikan Indonesia di era kecerdasan artifisial. Bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, kolaborasi ini menghadirkan talkshow dan workshop yang digelar di Inheritance Hall, Gedung Kemenko PMK, dengan tema Pendidikan Indonesia Menyongsong Era Kecerdasan Artifisial.

Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, pegiat teknologi pendidikan, serta para pemangku kepentingan yang terlibat dalam transformasi pembelajaran berbasis AI di Indonesia. Hadir pula Menko PMK Prof. Dr. Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta H. Rano Karno.

Dalam sambutannya, Menko PMK Pratikno menekankan bahwa teknologi cerdas harus menjadi penguat, bukan pengganti, bagi peran pendidik.

“Kecerdasan artifisial bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi memperkuat kapasitas guru dalam membimbing dan membangun karakter peserta didik. Kunci utamanya adalah kesiapan manusia, bukan sekadar teknologinya,” ujar Pratikno.

Wagub DKI Jakarta Rano Karno turut menegaskan posisi Jakarta sebagai wilayah yang ingin menjadi pelopor pemanfaatan teknologi pendidikan yang inklusif.

“Jakarta berkomitmen mendukung ekosistem pendidikan yang modern dan berkeadilan. Guru harus diberikan ruang, pelatihan, dan teknologi agar mampu menjawab tantangan zaman,” ujarnya.

Sementara itu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengingatkan pentingnya literasi teknologi yang tetap berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.

“AI harus hadir sebagai alat bantu pembelajaran yang kritis dan etis. Pendidikan dasar dan menengah harus menjadi fondasi penguatan nalar, karakter, dan kreativitas peserta didik,” tegasnya.

Sesi talkshow Menyongsong Indonesia Emas Melalui Pendidikan Teknologi Cerdas menghadirkan empat narasumber dari dunia riset, teknologi, dan kebijakan pendidikan. Prof. Marsudi Wahyu Kisworo menilai pentingnya keselarasan antara riset, industri, dan sekolah agar pemanfaatan teknologi berdampak nyata.

“Pemanfaatan teknologi harus selaras dengan kekuatan riset agar memberi dampak nyata bagi pembangunan nasional,” ujarnya.

Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto menegaskan bahwa inovasi digital tidak akan menggeser peran guru.

“Penguatan peran dan kompetensi guru menjadi kunci utama keberhasilan transformasi pendidikan digital,” kata Gogot.

CEO MAXY Academy Isaac Munandar menutup sesi diskusi dengan penegasan mengenai arah pengembangan teknologi pendidikan.

“Pendidikan teknologi cerdas harus diarahkan untuk menciptakan dampak nyata, inklusif, dan berkelanjutan bagi generasi masa depan,” ujarnya.

Pada sesi workshop Coding Tanpa Coding, Andy Febrico Bintoro memberikan pelatihan tentang bagaimana AI dapat mempermudah guru memahami dan mengajarkan logika pemrograman.

“Kami ingin memastikan setiap guru dapat mengajarkan kemampuan komputasional tanpa harus menjadi programmer. AI memungkinkan semua orang belajar dengan lebih intuitif,” ujarnya.

Ia menambahkan,

“Tujuan kami bukan membuat semua guru menjadi programmer, tetapi membekali mereka dengan pola pikir digital.”

“Ketika guru memahami ini, mereka membuka pintu besar bagi masa depan literasi teknologi nasional.”

Sebagai penutup rangkaian acara, Isaac Munandar kembali menyoroti pentingnya kolaborasi lintas-sektor untuk memperkuat ekosistem pendidikan berbasis teknologi cerdas di Indonesia.

“Tidak ada perubahan besar yang terjadi sendirian. Hari ini kita membuktikan bahwa ketika pemerintah, industri, komunitas, dan sekolah bergerak bersama, masa depan pendidikan Indonesia bukan hanya mungkin, tetapi dapat kita capai lebih cepat,” tutupnya.

Acara ini menjadi bukti bahwa transformasi pendidikan Indonesia menuju era kecerdasan artifisial membutuhkan sinergi berkelanjutan antara pemangku kebijakan, lembaga pendidikan, komunitas teknologi, dan industri serta komitmen kuat untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.

Rizky Rian Saputra

Tags:    

Similar News