Perusahaan Jepang gunakan AI lacak rumah terlantar
Orang-orang mengunjungi Konferensi Internet Dunia 2025 (2025 WIC) Light of Internet Expo di Wuzhen, Provinsi Zhejiang, China, Kamis (6/11/2025). ANTARA/Xinhua/Huang Zongzhi/aa.
Puluhan perusahaan Jepang menggabungkan citra satelit dan kecerdasan buatan (AI) untuk menemukan rumah-rumah terbengkalai yang bisa dijual, kantor berita Kyodo melaporkan pada Senin (24/11).
Perusahaan rintisan Where Inc., misalnya, menggunakan AI yang dilatih dengan puluhan ribu foto untuk mengidentifikasi atap-atap yang lapuk dimakan usia, berdasarkan karakteristik tertentu seperti karat dan warna. Rumah yang kemungkinan ditelantarkan akan ditandai pada citra satelit.
Seorang pengguna Where bernama Kotaro Yasue baru-baru ini menemukan sebuah rumah kayu dua lantai dan berhasil menghubungi pemiliknya lewat catatan properti. Ternyata, rumah itu telah dibiarkan tak terurus selama lebih dari 10 tahun, dan pemiliknya tidak tahu bagaimana menanganinya.
Yasue, yang memimpin perusahaan jasa penyewaan rumah di Prefektur Gifu, Jepang tengah, akhirnya membeli rumah itu dari pemiliknya dengan harga hanya 1 yen (sekitar Rp106).
"Sebelum saya mulai menggunakan layanan ini, saya harus mengunjungi agen properti lokal atau datang sendiri ke lokasi," kata Yasue.
Jumlah rumah terbengkalai di Jepang terus meningkat. Data pemerintah menunjukkan ada sekitar 9 juta rumah terlantar pada 2023.
Menurut Where, layanan tersebut dimungkinkan berkat teknologi AI yang dikembangkan oleh entitas yang berafiliasi dengan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) untuk menganalisis kawah di Bulan.
Teknologi itu juga dapat membantu menemukan lahan yang bisa digunakan sebagai tempat parkir atau lokasi pemasangan panel surya.
Perusahaan yang berbasis di Tokyo itu telah mendapatkan sekitar 50 klien sejak meluncurkan layanan tersebut pada 2024.
"Kami ingin membantu (perusahaan-perusahaan) memanfaatkan real estat yang belum digarap secara efektif," kata seorang pejabat Where.