Zohran Kwame Mamdani jadi Wali Kota Muslim pertama New York City

Kemenangan bersejarah Zohran Kwame Mamdani sebagai Wali Kota Muslim pertama New York City menggetarkan jagat media sosial, terutama X.com.

Update: 2025-11-06 05:46 GMT

New York Times

New York City menorehkan sejarah baru. Pada 5 November 2025, Zohran Kwame Mamdani, seorang sosialis demokrat berusia 34 tahun, berhasil mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Republik Curtis Sliwa. Kemenangan ini mengantarkannya sebagai Wali Kota New York City pertama yang beragama Islam dan keturunan Asia Selatan, sekaligus yang termuda sejak tahun 1897. Momen bersejarah ini langsung menjadi topik terpanas di platform X.com (sebelumnya Twitter), memecah berbagai reaksi dari euforia hingga kritik tajam.

Gelombang Dukungan dan Protes di Dunia Maya

Segera setelah hasil pemilu diumumkan, tagar seperti #MamdaniWin, #NYCFirstMuslimMayor, dan #PeoplevsBillionaires membanjiri linimasa X.com. Para pendukungnya, yang kebanyakan dari kalangan muda progresif, menyatakan kegembiraan mereka.

Seorang pengguna dengan akun @ProgressiveNYC membagikan video pidato kemenangan Mamdani dengan tulisan, "Inilah suara rakyat pekerja! Sebuah era baru untuk NYC yang lebih adil dan setara." Video-video dari pusat kampanye yang dipadati relawan yang bersorak sorai juga menjadi viral, menggambarkan gelora emosi dari kemenangan gerakan akar rumput ini.

Namun, di sisi lain, kemenangan Mamdani juga menuai badai kritik dan kecaman. Tagar #SocialistTakeover dan #SaveNYC ramai digunakan oleh para kritikus, termasuk pendukung setia mantan Presiden Donald Trump. Mereka menyuarakan kekhawatiran akan kebijakan-kebijakan progresif Mamdani yang dianggap akan membebani perekonomian kota. Sebuah cuitan dari akun konservatif @NY_Traditional berbunyi, "Dengan kebijakan upah $30 dan transit gratis, bersiaplah NYC untuk pajak yang melambung dan kehancuran!"

Janji Kampanye yang Menggebrak dan Menarik Massa

Apa yang membuat kandidat muda ini bisa memenangkan hati lebih dari 2 juta pemilih, jumlah partisipasi tertinggi dalam 50 tahun terakhir? Jawabannya terletak pada platform kampanyenya yang berani dan langsung menyentuh persoalan warga kota.

  • Perumahan Terjangkau: Di tengah krisis hunian yang akut, Mamdani berjanji untuk membangun dan mengatur sewa untuk ratusan ribu unit rumah terjangkau, sebuah janji yang langsung disambut hangat oleh kaum muda dan keluarga berpenghasilan rendah.
  • Transportasi Umum Gratis: Gagasan untuk menghapus tarif bus dan kereta bawah tanah MetroCard merupakan gebrakan radikal. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan, polusi, dan ketimpangan akses mobilitas.
  • Upah Minimum $30 pada 2030: Janji untuk menaikkan upah minimum secara signifikan ini menjadi pembeda utama dari para pesaingnya, menunjukkan komitmennya untuk memerangi ketimpangan pendapatan.
  • Janji-janji ini tidak hanya menjadi bahan kampanye, tetapi juga bahan perdebatan sengit di X.com. Banyak ekonom dan politisi lawannya mempertanyakan kelayakan finansial dari program-program tersebut.

Dukungan Akar Rumput vs Oposisi Elit

Yang juga mencuri perhatian netizen adalah bagaimana Mamdani berhasil menang meski ditentang oleh para donor miliarder. Sebuah cuitan dari akun @TheDSA_NYC (Democratic Socialists of America) menyoroti hal ini: "Ini adalah kemenangan orang banyak melawan uang segelintir elit. Mereka punya uang, kami punya rakyat."

Kampanye Mamdani banyak mengandalkan donasi kecil-kecilan dari masyarakat biasa dan tenaga sukarelawan. Strategi ini berhasil membangun narasi "rakyat versus elit" yang powerful, yang kemudian dengan cepat diadopsi dan disebarluaskan oleh para pendukungnya di media sosial.

Sorotan Nasional dan Reaksi Trump

Kemenangan Mamdani tidak hanya berdampak pada NYC, tetapi juga memantik perbincangan di tingkat nasional. Mantan Presiden Donald Trump, melalui akun Truth Social-nya yang kemudian dibahas luas di X.com, mengancam akan menahan dana federal untuk NYC jika Mamdani menerapkan kebijakan imigrasi "kota suaka" (sanctuary city) yang melindungi imigran tanpa dokumen. Ancaman ini semakin memanaskan situasi, dengan para pendukung Mamdani membalasnya dengan tagar #DefendNYC.

Dengan segala harapan dan kontroversinya, Zohran Kwame Mamdani telah memulai babak baru dalam kepemimpinan New York City. Kemenangannya adalah bukti nyata dari kekuatan organisasi akar rumput di era digital. Kini, seluruh dunia, yang menyaksikan lewat layar X.com, menunggu untuk melihat apakah janji-janji besarnya dapat diwujudkan untuk kota yang dikenal sebagai "The Big Apple" ini.

Tags:    

Similar News