SEA Games 2025, Bulu tangkis putri Indonesia sumbang medali perak

Perjuangan tim bulutangkis beregu putri Indonesia di SEA Games 2025 Pathum Thani, Thailand, berakhir dengan perolehan medali

Update: 2025-12-10 11:03 GMT

Foto : PBSI

Perjuangan tim bulutangkis beregu putri Indonesia di SEA Games 2025 Pathum Thani, Thailand, berakhir dengan perolehan medali perak setelah dikalahkan tim tuan rumah, dengan skor akhir 1-3 dalam laga final Rabu (10/12). Meskipun gagal meraih emas, capaian ini melampaui target awal tim.

Partai pertama dibuka dengan penampilan cemerlang dari Putri Kusuma Wardani (Putri KW) yang menghadapi Pornpawee Chochuwong. Setelah memenangkan gim pertama secara dominan, Putri KW sempat kehilangan gim kedua. Namun, ia berhasil bangkit di gim penentuan, memenangkan duel tersebut dengan skor 21-8, 13-21, 21-16. Indonesia memimpin 1-0.

Sayangnya, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Ganda putri pertama, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum, harus takluk dari pasangan solid Thailand, Benyapa Aimsaard/Supissara Paewsampran, dalam pertarungan tiga gim yang ketat, 18-21, 21-11, 18-21. Skor menjadi imbang 1-1.

Partai krusial ketiga yang mempertemukan tunggal kedua, Gregoria Mariska Tunjung, melawan senior Thailand, Ratchanok Intanon, menjadi titik balik. Gregoria gagal mengimbangi permainan rapi dan aman Ratchanok, dan harus menyerah dua gim langsung, 7-21 dan 15-21. Thailand berbalik unggul 2-1.

"Saya rasa Ratchanok bermain sangat rapi hari ini, tidak banyak melakukan kesalahan sendiri dan berusaha bermain safe," ujar Gregoria, yang menyatakan kekecewaannya.

"Bermain di posisi sedang imbang sejujurnya tidak ada tekanan, di awal tadi coba buat tidak memikirkan hasil atau skor besarnya," tambah Gregoria.

Partai penentuan ganda putri kedua, Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari berhadapan dengan Ornicha Jongsathapornparn/Jhenicha Sudjaipraparat, Ana/Meilysa berjuang keras namun harus mengakui keunggulan lawan dua gim langsung 19-21 dan 18-21, mengunci kemenangan Thailand 3-1.

Febriana Dwipuji Kusuma, yang juga menjabat sebagai kapten tim, mengungkapkan kesedihan namun mengambil banyak pelajaran berharga dari pertandingan tersebut.

"Hari ini kami cukup sedih ya, karena tidak bisa sumbang poin untuk Indonesia, banyak pelajaran yang bisa kami ambil, memang pertandingan beregu dan perorangan itu sangat beda dari segi mental dan non teknisnya itu sangat beda," kata Febriana atau akrab disapa Ana.

Menurutnya, lawan terbesar dalam pertandingan beregu adalah diri sendiri. "Lawannya itu diri sendiri, jadi bagaimana kami bisa mengontrol diri sendiri, karena kan posisi kami tertekan. Bagaimana caranya mengembalikan atau menetralkan keadaan."

Sebagai kapten, Ana menekankan pentingnya dukungan moral. "Yang pasti kami saling support satu sama lain, kami itu tim jadi kalau menang, menang semua, kalau kalah, kalah merasakan semua. Saling back up jangan ada salah menyalahkan. Kami satu tim kami merasakannya juga bareng-bareng."

Meilysa Trias Puspitasari menambahkan bahwa pasangan tuan rumah bermain solid. "Mereka sebagai tuan rumah mainnya bagus, cukup solid, dan ngoyo jadi kami banyak tertekan," ujarnya.

Dengan hasil ini, tim beregu putri Indonesia berhak membawa pulang medali perak, sementara Thailand mengamankan medali emas di kandang sendiri. Perjuangan akan dilanjutkan pada nomor perorangan yang akan segera dimulai.

Dwi Iswanto

Tags:    

Similar News