Muhammadiyah tetapkan Ramadan 2026 & Idulfitri lebih awal

PP Muhammadiyah tetapkan awal Ramadan 1447 H pada 18 Februari 2026 & Idulfitri 20 Maret 2026 lewat metode hisab. Sosialisasi ke daerah & amal usaha telah dilakukan

Update: 2025-10-29 03:32 GMT

muhammadiyah.or.id

Muhammadiyah telah mengeluarkan kepastian jadwal Ramadan dan Idulfitri 1447 Hijriah lebih awal. Berdasarkan maklumat resmi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ramadan akan dimulai pada Rabu, 18 Februari 2026, dan Hari Raya Idulfitri jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.

Penetapan ini tertuang dalam Maklumat Nomor 2/MLM/I.0/E/2025 yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Sekretaris Umum, Ahmad Sayuti, pada September 2025. Keputusan ini langsung diikuti oleh seluruh jajaran, termasuk PWM Lampung, yang dikonfirmasi oleh Sudarman.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung Sudarman, membenarkan pihaknya telah menerima dan menindaklanjuti maklumat tersebut.

“Pasti, kami mengikuti dan menindaklanjuti maklumat resmi dari PP Muhammadiyah,” kata Sudarman dikonfirmasi, Selasa (28/10).


Metode Hisab: Kunci Penetapan yang Lebih Cepat

Penetapan yang lebih cepat ini dimungkinkan karena Muhammadiyah menganut metode hisab (perhitungan astronomis). Metode ini berbasis pada kalkulasi ilmiah posisi bulan dan matahari, sehingga tidak perlu menunggu pengamatan hilal (rukyat) secara langsung seperti yang diterapkan pemerintah.

"Metode hisab memungkinkan kami memberikan kepastian jauh hari. Masyarakat punya waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci dan hari raya," jelas Sudarman. Sidang isbat yang menunggu hasil rukyat pada 29 Syaban menjadi titik pembeda utama dengan metode pemerintah.

Sosialisasi dan Persiapan Menyambut Ramadan

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung telah menyebarkan maklumat ini ke seluruh tingkat kepemimpinan di daerah, organisasi otonom seperti Aisyiyah, serta berbagai lembaga dan amal usaha Muhammadiyah.

Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kanal, mulai dari pertemuan pimpinan, pengajian umum, hingga lembaga pendidikan. Tujuannya agar seluruh jajaran dan warga Muhammadiyah mendapat informasi yang jelas dan dapat mempersiapkan diri, baik secara spiritual maupun administratif.

Menghormati Perbedaan dengan Kedewasaan

Menyikapi potensi perbedaan penetapan dengan pemerintah atau ormas Islam lain, Muhammadiyah menyerukan sikap dewasa dan saling menghormati.

"Perbedaan ini adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah kita dapat saling menghargai perbedaan metode yang digunakan," pungkas Sudarman. Harapannya, kedewasaan ini dapat meningkatkan kualitas ibadah umat secara keseluruhan.

Tags:    

Similar News