Ramadan 2026: Batas Terakhir Membayar Utang Puasa

Menjelang Ramadan 2026, simak batas terakhir membayar utang puasa, hukum qadha dan fidyah, serta dalil Al-Qur’an dan pendapat ulama.

Update: 2025-12-16 04:52 GMT

Ilustrasi

Elshinta Peduli

Ramadan 2026 tinggal menghitung waktu. Bagi umat Muslim, persiapan menyambut bulan suci tidak hanya soal kesiapan mental dan fisik, tetapi juga kewajiban menyelesaikan utang puasa Ramadan tahun sebelumnya. Jadi, kapan batas terakhir membayar utang puasa menjelang Ramadan 2026?.


Bagi kaum muslim, puasa di bulan ramadan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dijalani. Dengan kondisi syar'i tertentu seperti haid, sakit, melakukan perjalanan jauh, dan berbagai kondisi lainnya, Islam memberikan keringanan untuk tidak melakukan puasa. Namun kita mesti membayar fidyah atau mengganti hutang puasa di waktu lain.

Kewajiban membayar fidyah atau qadha puasa ini termaktub dalam Al-Quran surah Al Baqarah ayat 184:

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.


Bolehkah membayar hutang puasa menjelang bulan Ramadan?

Melalui Kalender Hijriah Global Tunggal yang diterbitkan Muhammadiyah, 1 Ramadan 1447 Hijriah bertepatan pada hari Rabu, 18 Februari 2026. Jadi, bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa, lebih bagus jika melakukannya lebih cepat. Karena qadha puasa hukumnya wajib bagi yang sempat menanggalkan puasanya.

Hal ini telah dijelaskan oleh Imam Nawawi melalui kitabnya Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab (1996):

Elshinta Peduli

“Jika ia mengakhirkan puasa qadha sampai datang Ramadan berikutnya tanpa uzur, ia telah berdosa, dan ia harus berpuasa Ramadan yang datang.”

Umumnya, waktu qadha puasa Ramadan dimulai sejak bulan Syawal hingga menjelang bulan Ramadan berikutnya. Untuk itu bulan terakhir sebelum bulan Ramadan ialah bulan Syakban.

Maka bulan Syakban adalah batas terakhir dalam melakukan qadha puasa atau membayar fidyah, sebelum memasuki bulan Ramadan berikutnya. Itulah mengapa harus diperhatikan juga berapa banyak jumlah utang puasa yang dimiliki.

Jadi kapan tenggat membayar utang puasa?

Melalui penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa tenggat membayar utang puasa ialah pada bulan Syakban. Dalam suatu riwayat dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dikatakan bahwa Aisyah baru melakukan qadha puasa di bulan Syakban.

“Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadhan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Bulan Syakban.” (HR. Abu Daud No. 2047)

Sementara itu, ada silang pendapat antar ulama mengenai hukum qadha puasa Ramadan jika telah memasuki separuh akhir bulan Syakban. Beberapa ulama bahkan melarang qadha puasa terlebih ketika sudah menjelang hari Syak.

Hal ini berdasarkan pada hadis dari riwayat Abu Hurairah, “Ketika Syakban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa,” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah). Artinya seorang muslim dianjurkan untuk tidak menjalankan puasa di separuh akhir Syakban. Namun, hadis tersebut dianggap lemah bahkan munkar oleh Imam Ahmad dan Ibnu Ma'in.


Dijelaskan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, “Mayoritas ulama (selain ulama Mazhab Imam Syafi’i) membolehkan puasa sunah setelah Nisfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadits larangan puasa setelah Nisfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa mengganti utang puasa seminggu sebelum bulan Ramadan itu sah-sah saja, namun sebaiknya puasa qadha telah diselesaikan 1-2 hari

sebelum puasa Ramadan dimulai. Hal tersebut ialah untuk menghindari hari syak, yaitu kondisi waktu yang sudah tidak jelas apakah masih bulan Syak atau sudah masuk Ramadan.


Penulis: Khalid Asmadi

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News