60 pasar tradisional di Jakarta tidak kumuh
Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR) menyampaikan keberatan terhadap klaim Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) yang menyebutkan 60 pasar tradisional di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya dalam kondisi kumuh.
Ilustrasi - UPB Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi
Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR) menyampaikan keberatan terhadap klaim Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) yang menyebutkan 60 pasar tradisional di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya dalam kondisi kumuh.
Menurut Ketua KATAR Sugiyanto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, penggunaan istilah "kumuh" tidak tepat.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata "kumuh" berarti kotor atau cemar. Dalam konteks perkotaan, kawasan kumuh merujuk pada hunian padat, bangunannya berdempetan, berkualitas buruk serta minim sarana dan prasarana dasar seperti sanitasi dan air bersih.
"Kalau pengertian itu diterapkan pada pasar tradisional, maka kondisi kumuh berarti bangunan pasar rusak parah, lingkungan tidak sehat dan fasilitas dasar terbatas. Tidak logis jika disebut ada 60 pasar di Jakarta benar-benar kumuh," katanya.
Sugiyanto menuturkan, pihaknya telah lama mengikuti perkembangan 153 pasar tradisional di Jakarta sejak era Gubernur DKI Jakarta dijabat Fauzi Bowo (Foke). Ia juga mengaku pernah mengunjungi hampir seluruh pasar tradisional tersebut.
"Saat itu saya aktif berbicara mengenai pasar tradisional melalui lembaga Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), baik sebagai ketua maupun direktur," katanya.
Rekam jejaknya masih ada, salah satunya saat pembongkaran Pasar Koja pada 2009. "Saya terlibat aktif melakukan advokasi kepada pedagang," kata dia.
Sugiyanto menyebutkan data resmi Pasar Jaya 2025 menunjukkan hanya 34 pasar (22 persen) yang kondisi bangunannya rusak. Sisanya, 30 pasar dalam kondisi cukup baik, 80 pasar dalam kondisi baik dan sembilan pasar dalam tahap pembangunan.
"Tren perbaikan pun jelas terlihat, dari 55 pasar rusak pada 2022, turun menjadi 44 di 2023, lalu 34 di 2024 dan 2025," katanya.
Dia mengatakan, Pasar Jaya telah melakukan berbagai langkah nyata. Sebanyak 67 pasar sudah dicat ulang eksteriornya, seperti Pasar Gondangdia, Pasar Paseban, Pasar Baru, Pasar Tomang Barat, Pasar Gang Kancil dan Pasar Jatinegara.
Revitalisasi besar dengan anggaran Penyertaan Modal Daerah (PMD) juga dilakukan terhadap 9 pasar, antara lain Pasar Jatirawasari, Pasar Cilincing, Pasar Heksagon, Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu dan Pasar Kombongan.
Kerja sama dengan pihak ketiga dilakukan untuk revitalisasi 3 pasar lainnya, yakni Pasar Induk U Shape, Pasar Pramuka, dan Pasar Jembatan Besi.
Perawatan sipil serta mekanikal dan elektrikal di 99 pasar pun dijalankan, termasuk "waterproofing" dan "epoxy" di Pasar Cipulir, perbaikan saluran air di Pasar Sunter Podomoro, pengaspalan Pasar Jembatan Lima, perbaikan panel listrik di Pasar Senen hingga perbaikan AC di Pasar Glodok.
Ia menambahkan, revitalisasi toilet pasar juga mendapat perhatian. Pada 2024, lima pasar diperbaiki fasilitas toiletnya, yakni Pasar Palmeriem, Pasar Santa, Pasar Mampang Prapatan dan Pasar Tanah Abang Blok B.
Pasar Jaya juga membangun 11 lapangan bulutangkis dan 8 lapangan futsal di atas pasar. Antara lain di Pasar Palmerah, Pasar Kenari, Pasar Baru, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol, Pasar Sawah Besar dan Pasar Tebet Timur.
Dari sisi modernisasi, Pasar Jaya telah mengembangkan sistem penagihan Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) berbasis digital. Pada 2024, sistem ini diterapkan di 27 pasar, seperti Pasar Glodok, Pasar Pagi, Pasar Sawah Besar dan Pasar Pelita melalui kerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank DKI.
Pembayaran digital juga diperluas bersama BRI, BCA, Mandiri, GoPay dan mitra lain.
Hingga tahun 2024, ada 57 pasar yang menggunakan sistem ini, termasuk Pasar Tomang Barat, Pasar Bendungan Hilir, Pasar Tanah Abang Blok B dan Pasar Pulau Gadung.
Program pemasaran kios berbasis digital pun diterapkan di sejumlah pasar, seperti Pasar Kramat Jati, Pasar Palmeriem, Pasar HWI Lindeteves dan Pasar Sunter Podomoro.
Namun demikian, Sugiyanto mengingatkan bahwa revitalisasi pasar membutuhkan dukungan semua pihak. Dana besar diperlukan dan partisipasi pedagang dalam membayar BPP sangat vital. Namun, piutang BPP terus meningkat, bahkan mencapai Rp217,19 miliar pada April 2025.
Padahal dana ini sangat dibutuhkan untuk perawatan dan pelayanan pasar. "Saya tahu pedagang sudah menyampaikan aspirasi mereka kepada Pasar Jaya maupun langsung kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo," ungkapnya.
Meski begitu, Sugiyanto menilai kepedulian Gubernur Pramono patut diapresiasi.
Respon Gubernur sangat tenang, elegan, cerdas dan terukur. Pada 16 September 2025, Pramono menegaskan komitmennya untuk terus melakukan revitalisasi pasar tradisional, tanpa menyalahkan pedagang maupun Pasar Jaya.
"Semua demi kebaikan masyarakat Jakarta. Ini sikap bijaksana dari seorang pemimpin ibu kota," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 60 dari 153 pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya di Jakarta dalam kondisi kumuh dan rawan banjir.
"Dari 153 pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya tersebut, 40 persen diantaranya dalam keadaan sangat memprihatinkan, kumuh, becek, bocor, rawan kebanjiran dan kebakaran," kata Ketua Umum Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta, Gusnal saat dihubungi di Jakarta, Kamis (11/9).
Gusnal mengatakan, pasar-pasar tersebut menjadi tak terawat dan kosong lantaran pedagang tidak sanggup membayar biaya pengelolaan pasar secara non-tunai dan efisien atau Sistem Manajemen Kas (Cash Management System/CMS).
Sejumlah pasar kumuh tersebut di antaranya Pasar Sukapura, Pasar Lontar, Pasar Sindang, dan Pasar Rawabadak (Jakarta Utara). Pasar Pulogadung, Pasar Rawamangun, Pasar Ampera, Pasar Ciplak dan Pasar Kampung Ambon (Jakarta Timur).
Lalu, Pasar Cempaka Putih, Pasar Paseban, Pasar Serdang, dan Pasar Jelambar Polri (Jakarta Pusat). Pasar Blok A, Pasar Radio Dalam, Pasar Mampang Prapatan dan Pasar Warung Buncit (Jakarta Selatan).
"Lebih parah lagi Pasar Blok G dan Pasar Lontar Kebon Melati Tanah Abang," katanya.