Agus Pambagio ingatkan Pemerintah soal Proyek Mobil Nasional: Harus realistis
Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik
Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia akan mampu memproduksi mobil buatan dalam negeri dalam tiga tahun ke depan. Keyakinan itu disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Senin (20/10/2025), Menurut Prabowo ini bagian dari upaya mendorong kemandirian industri otomotif nasional agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar kendaraan impor.
Menanggapi hal tersebut, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dalam wawancara Elshinta News and Talk edisi sore, Selasa (21/10/25). Kepada News Anchor Farma Dinata Agus menyampaikan penilaiannya bahwa rencana tersebut perlu dikaji secara matang dan tidak tergesa-gesa.
Menurutnya, produksi mobil nasional bukan hanya soal kemampuan membuat kendaraan, tetapi juga kesiapan infrastruktur industri dan jaringan pendukung yang kuat. “Industri kendaraan bermotor itu jaringannya harus kuat, industri spare part-nya juga harus kuat. Kalau beli mobil terus mogok dan nggak bisa dibetulkan, kan repot,” ujar Agus.
Ia menambahkan, Pemerintah juga harus menentukan arah yang jelas, apakah mobil nasional akan dipasarkan di dalam negeri saja atau menargetkan ekspor ke luar negeri.
Agus mengingatkan, jika ingin bersaing di pasar internasional, Indonesia harus memiliki kerja sama dan sertifikasi yang diakui secara global. Ia mencontohkan Malaysia yang membutuhkan waktu panjang agar merek Proton mampu bertahan di pasar dunia karena ditopang kerja sama dengan Mitsubishi. Menurutnya, Indonesia harus realistis menghadapi ketatnya kompetisi global di sektor otomotif.
Terkait pendanaan, Agus menilai proyek besar seperti ini membutuhkan kejelasan sumber anggaran dan mekanisme pengawasan yang transparan. “Kalau anggaran sih pasti harus ada. Kalau tidak, mau pakai dana apa? Harus jelas sumbernya,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar setiap rencana pembangunan industri tidak diulang dengan pola kebijakan yang terburu-buru tanpa persiapan yang matang.
Agus berpendapat, langkah yang lebih realistis bagi Indonesia saat ini adalah memperkuat industri komponen otomotif terlebih dahulu daripada memaksakan produksi mobil secara utuh. “Lebih baik kita bikin komponen. Di dunia ini tidak ada mobil yang 100 persen buatan satu negara. Semua pasti ada komponen dari tempat lain,” ujarnya.
Ia juga menyinggung pengalaman masa lalu seperti Texmaco, perusahaan yang sempat memproduksi truk dan komponen pesawat namun gagal berkembang karena lemahnya dukungan dan kebijakan yang tidak berkesinambungan.
Menutup perbincangan, Agus mengingatkan agar Pemerintah berhati-hati dalam menjalankan proyek mobil nasional. “Pikirkan dengan baik, rencanakan dengan baik, jangan terburu-buru. Karena membangun industri otomotif itu mahal dan butuh waktu panjang. Jangan hanya untuk kampanye sesaat,” pungkasnya.
Wacana mobil nasional ini muncul seiring dorongan Pemerintah untuk memperkuat industri otomotif dalam negeri dan mempercepat transisi menuju kendaraan listrik di masa mendatang.
Penulis: Dedy Ramadhany/Ter