Alumni Indonesia Australia dapat penghargaan atas kontribusi penguatan hubungan bilateral

Update: 2025-11-21 05:52 GMT

Gelaran Australian Alumni Awards 2025 berlangsung di Hotel Raffles Jakarta, Kamis (20/11/2025) malam, untuk menghormati alumni Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia dan memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat serta hubungan bilateral kedua negara.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Australia, alumni berprestasi, dan tokoh masyarakat, menegaskan peran penting jejaring pendidikan dalam memperkuat kerja sama strategis kedua negara.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menekankan pentingnya peran alumni dalam hubungan bilateral.

“Alumni Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan Indonesia-Australia dan kami sangat bangga dengan pencapaian mereka. adalah tentang merayakan dan menghargai pemimpin mereka dan kontribusi yang sangat positif, apakah untuk masyarakat mereka atau negara mereka,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis.

Ia menambahkan, lebih dari 200.000 orang Indonesia telah belajar di Australia dan semua memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Utusan Khusus Australia untuk Urusan Samudra Hindia, Tim Watts MP, menyatakan bahwa hubungan kedua negara sebagian besar dibangun melalui pendidikan. “Sebagian besar hubungan antara Australia dan Indonesia adalah hubungan pendidikan. Hubungan ini dibentuk oleh ratusan ribu orang Indonesia dan Australia yang memilih belajar di negara lain,” jelasnya.

Ia mencontohkan program Colombo Plan yang membawa mahasiswa Australia belajar di Indonesia, dan tingginya minat pelajar Indonesia menuntut ilmu di Melbourne yang memperkaya kehidupan budaya kota tersebut.

Salah satu penerima penghargaan, Alumni Terbaik 2025 dari Universitas New South Wales,William Sabandar, membagikan pengalaman pribadinya sejak pertama kali menempuh pendidikan di Australia.

“Saat itu baru era reformasi, situasi di Ambon penuh konflik sosial. Saya pergi ke Australia dengan keluarga, dan itu adalah pengalaman internasional pertama saya. Saya belajar banyak, tidak hanya pendidikan, tetapi juga tentang lingkungan internasional,” ujarnya.

William juga menceritakan dampak pendidikan Australia terhadap kariernya.

“Pengalaman ini meningkatkan kepercayaan diri saya. Saat kembali ke Indonesia, saya terlibat dalam proyek rekonstruksi di Nias, bahkan menangani kecelakaan helikopter yang melibatkan pasukan kemanusiaan Australia. Hubungan historis itu membuka banyak kesempatan kerja sama dengan pemerintah Australia,” tambahnya.

Selain itu, William menyoroti peluang kerja sama di bidang transportasi.

“Saya baru kembali dari Sydney dan Gold Coast. Perubahan sistem transportasi di sana, seperti pembangunan metro, bisa menjadi pelajaran bagi Jakarta. Selain itu, pengembangan jalur kereta di daerah pedesaan dan destinasi wisata di Gold Coast bisa menjadi contoh. Transportasi menjadi sektor strategis yang bisa mempererat hubungan kedua negara, tidak hanya di jalur kereta tapi juga di maritim,” jelasnya.

Acara ini menegaskan peran alumni sebagai penggerak hubungan bilateral melalui pendidikan, budaya, dan inovasi. Selain penghargaan, forum ini menjadi sarana pertukaran ide dan pengalaman antar generasi alumni, yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan sumber daya manusia dan kerja sama strategis Indonesia dan Australia di masa mendatang. (Mur/Ter)

Similar News