Anggota DPR bersama BRIN bantu pemasaran produk UMKM di Rejang Lebong
Anggota Komisi X DPR Dewi Coryati menyampaikan sambutan saat membuka pelatihan pemasaran UMKM yang digelar Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Rabu, (22/10/2025). ANTARA/Nur Muhamad
Anggota Komisi X DPR Dewi Coryati bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) membantu pemasaran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, agar bisa laku di pasaran lokal hingga internasional.
"Kerja sama dengan BRIN ini untuk meningkatkan wawasan pelaku UMKM di Rejang Lebong dalam pemasaran produk UMKM masing-masing, sehingga bisa laku di pasaran," kata Dewi Coryati saat membuka pelatihan pemasaran produk di Rejang Lebong, Bengkulu, Rabu.
Dia menjelaskan keberadaan UMKM di tanah air menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, sehingga pemberdayaannya harus ditingkatkan dan perekonomian bisa stabil.
"Salah satu hal penting yang harus dikuasai pelaku UMKM ialah pemasaran. Kalau orang mau beli itu tidak tahu produknya, maka orang itu tidak akan beli. Untuk itu pada kegiatan kali ini, kami meminta materinya tentang pemasaran," terangnya.
Untuk dapat memasarkan produk, kata Dewi, pelaku UMKM haru mengetahui produk yang dihasilkannya. Pemasaran itu pintu utama orang bisa tahu produk-produk dari UMKM.
"Strateginya tidak asal, misalnya posting saja di sosmed, tetapi harus tahu produk yang dihasilkan apa, kemudian segmen pasarnya harus jelas, kemudian siapa kompetitor kita siapa saja," katanya.
"Dengan mengetahui kekuatan kita, dan lawan serta pasar yang akan dihadapi Insya Allah pelaku UMKM di Rejang Lebong akan bisa memasarkan produknya. Kalau sudah bisa mengetahui produk itu merupakan satu langkah untuk bisa dibeli, termasuk inovasi dari UMKM," tambah dia lagi.
Dewi berharap dengan adanya pelatihan tersebut nantinya akan meningkatkan wawasan pelaku UMKM di Rejang Lebong dan jika sudah memiliki ilmu pemasaran nantinya bisa meningkatkan penjualannya jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
Analis Pemanfaatan Iptek Ahli Muda BRIN Eryda Listyaningrum menjelaskan agar produk yang dihasilkan UMKM laku di pasaran, maka para pelaku UMKM harus mencari tahu nilai uniknya dari produk yang dihasilkan, misalnya memiliki cita rasa yang tidak sama dengan produk lainnya.
"Produk punya ciri khas atau keunggulan spesifik yang membedakan dengan kompetitor. Di mana untuk menentukannya kita harus menempatkan diri pada posisi pelanggan, kemudian pahami motivasi konsumen saat membeli, bandingkan dengan produk pesaing, gunakan kualitas sebagai pembeda, serta fokus pada manfaat yang dirasakan pelanggan," katanya.
Sedangkan strategis lainnya, kata Eryda, pelaku UMKM harus bisa membedakan segmen pasar dengan membedakan perlakuan pemasarannya.
"Produk boleh sama, tetapi cara menjualnya harus menyesuaikan dengan siapa yang membeli," sebutnya.