Antisipasi lonjakan permintaan BBM, Pertamina bentuk satgas Nataru lebih awal

Update: 2025-12-09 16:50 GMT

General Manager Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah saat menyampaikan paparan Satgas Natal dan Tahun Baru pada Selasa (09/12) (Foto: Yuniar K)

Menjelang masa puncak Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Pertamina memastikan stok Bahan Bakar Minyak dan LPG dalam kondisi aman di Jawa Tengah. General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Fanda Chrismianto mengatakan telah mengaktifkan Satgas Nataru lebih awal daripada tahun tahun sebelumnya.

"Jadi mulai tanggal 13 November Satgas sudah secara aktif berjalan dan akan diakhiri pada 11 Januari 2026. Kita menyadari bahwa periode Satgas ini adalah kejadian atau kondisi yang tidak seperti biasanya. Meskipun secara rutin setiap tahun ini terjadi, tapi kita tidak boleh lengah," tutur Fandi saat menyampaikan konferensi pers pada Selasa (09/12) siang di Semarang.

Fanda menyampaikan Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan bahan bakar oleh masyarakat mengingat wilayah Jateng-DIY merupakan tujuan mudik nataru.

"Wilayah Jawa Tengah dan DIY ini juga merupakan tempat tujuan wisata dan tujuan mudik karena penduduk yang di wilayah ini banyak yang merantau, merantau ke Surabaya maupun merantau ke Jakarta dan juga di wilayah lain di Indonesia, ini akan memberikan dampak peningkatan konsumsi," kata Fanda, Selasa (9/12) di Semarang.

Menurut Fanda diperkirakan terjadi kenaikan konsumsi pada beberapa produk bahan bakar, seperti gasolin jenis bensin yang diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 5,6%. Sedangkan bahan bakar diesel diperkirakan mengalami penurunan.

"Jadi kalau dari sisi gasolin, itu jenis bensin, itu ada peningkatan kurang lebih 5,6% rata-rata selama periode puncak pelaksanaan satgas itu di 15 Desember sampai 7 Januari, dari normal harian kurang lebih 13.400an KL per hari. Ada pun untuk gasoil atau yang jenis solar, ini ada penurunan pada periode tanggal tersebut kurang lebih 4,7%," papar Fanda kepada wartawan.

Lebih lanjut Fanda juga mengungkapkan kebutuhan bahan bakar moda transportasi seperti kereta api diperkirakan ada peningkatan sampai dengan 3,5% dari sebelumnya 126 KL menjadi 130an KL per hari. Fanda juga memaparkan kenaikan juga akan terjadi bagi bahan bakar aftur untuk pesawat terbang.

"Untuk Aftur kita perkirakan ada kenaikan namun memang tidak signifikan, kita perkirakan hanya 1,6% karena informasi dari airlines itu menyampaikan bahwa okupansi atau ketersediaan seat itu masih cukup memadai dan mereka tetap melihat dinamika yang berkembang terkait dengan rencana penambahan flight selain regular flight," jelas Fanda

Sedangkan untuk LPG, Fanda menyampaikan terjadi kenaikan kurang lebih 3,6% untuk LPG Subsidi dan Non Subsidi.

"Secara terperinci kita bagi menjadi LPG subsidi atau PSO yang 3 kg itu kurang lebih akan naik 3,13% (6:09) atau setara 4.600 metric ton per hari. Kemudian untuk yang LPG non-subsidi, kenaikannya lebih tinggi mencapai 18,9% atau kurang bisa kita sebut 19%," kata Fanda lebih jelas.

Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan bakar dan memberikan pelayanan optimal Fanda mengungkapkan jika Pertamina menyiapkan sejumlah fasilitas di antaranya menyiapkan 19 motoris BBM yang siap mengirimkan BBM darurat, 59 kantong BBM di SPBU jalur padat, mobil tangki mobile di titik rawan macet, dan Serambi Melepas Lelah Pertamina di dua rest area.

"Jadi kita perlu dorong keterjediaan supply itu lebih dekat lagi. Jadi 59 ini kita sebar baik di jalur utama sisi utara, jalur selatan, jalur tengah penghubung bawah dan ke atas, selatan ke utara juga di titik-titik pariwisata mobil storage. Kemudian juga kita menambah 12 kiosk modular refrigerator, kita tempatkan dia di titik-titik test area yang memang tidak ada SBBU di sana," pungkas Fanda

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Agus Sugiharto mengatakan seluruh OPD diminta untuk siap sedia serta mengaktifkan posko pemantauan harian yang melaporkan kondisi lalu lintas, harga bahan pokok, ketersediaan energi, serta potensi bencana kepada Gubernur.

“Kami bekerja penuh, bukan libur. Semua laporan disampaikan setiap sore agar situasi selalu terkendali,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan pihaknya juga menyiapkan langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem, banjir, longsor, hingga peningkatan aktivitas gunung api di sejumlah wilayah di Jawa Tengah khususnya jalur selatan.

(Yuniar)

Similar News