BBPOM Makassar sosialisasi keamanan pangan bagi UMKM penyuplai MBG

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Makassar, Sulawesi Selatan melakukan sosialisasi keamanan pangan bagi UMKM penyuplai program Makan Bergizi Gratis (MBG).

By :  Widodo
Update: 2025-10-19 12:40 GMT

Kepala BBPOM Makassar Yosef DwiI Irwan Prakasa Setiawan di Makassar. ANTARA/Suriani Mappong.

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar, Sulawesi Selatan melakukan sosialisasi keamanan pangan bagi UMKM penyuplai program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau penyuplai dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Salah satu wujud dukungan BBPOM di Makassar adalah memberikan sosialisasi bagi peserta kegiatan pengembangan kapasitas usaha mikro dalam mendukung perluasan keterlibatan UMKM pada program MBG di Provinsi Sulawesi Selatan," kata Kepala BBPOM Makassar Yosef Dwi Irwan Prakasa Setiawan di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan sekitar 30 UMKM penyuplai dan calon penyuplai dapur SPPG mendapatkan sosialisasi terkait dengan keamanan pangan dan program strategis pemerintah dalam pemenuhan gizi anak.

Dia mengatakan program MBG bukan hanya meningkatkan pemenuhan gizi anak untuk tumbuh kembang fisik dan intelektual, namun juga menggerakkan ekonomi kerakyatan.

“Program baik ini tentunya harus didukung dengan suplai bahan baku pangan yang aman dan bermutu, oleh karenanya penting bagi pelaku supplier (penyuplai) dapur SPPG memahami tentang keamanan pangan,” ujarnya.

Dia mengatakan keamanan pangan tidak bisa hanya dibangun pada satu tahapan, akan tetapi harus konsisten dijaga dari hulu hingga hilir, mulai dari pemilihan bahan baku, lingkungan produksi, peralatan, penjamah pangan, proses produksi, hingga nantinya dikonsumsi.

Apabila ada ketidaksesuaian pada salah satu tahapan, ujar dia, bisa berdampak sebagai pemicu keracunan pangan.

Yosef Dwi yang juga mantan Kepala BBPOM Mataram ini, menyampaikan bahan baku pangan harus bebas dari tiga cemaran, yaitu fisik, kimia, dan mikrobiologi.

Cemaran fisik, antara lain rambut, serpihan kerikil, straples, ataupun serpihan serangga, sedangkam cemaran kimia baik yang sengaja ditambahkan, seperti Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Metahnyl Yellow atau yang secara alamiah terdapat pada pangan, seperti sianida pada singkong, asam jengkolat pada jengkol, tetrodotoksin pada ikan buntal, dan histamin pada ikan atau udang.

Cemaran mikrobiologi, biasanya akibat penerapan higiene dan sanitasi yang tidak baik sehingga ditemukan mikroba pathogen, seperti e Coli, Salmonella, dan Bacillus Cereus.

Tags:    

Similar News