BMKG Wilayah III Denpasar prediksi Bali memasuki musim penghujan
Pulau Dewata Bali diperkirakan sudah mulai memasuki awal musim penghujan terhitung sejak September, Oktober, November hingga Desember 2025. Diprediksi puncak musim penghijan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2026 mendatang.
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
Pulau Dewata Bali diperkirakan sudah mulai memasuki awal musim penghujan terhitung sejak September, Oktober, November hingga Desember 2025. Diprediksi puncak musim penghijan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2026 mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar dalam acara sosialisasi prakiraan awal musim hujan yang berlangsung di Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali, Aminudin Al Roniri memprediksi awal musim hujan tahun ini mencakup 20 Zona Musim (ZOM) di Bali. Dari total tersebut, sebanyak 1 ZOM atau sekitar 5 persen wilayah sudah memasuki musim hujan sejak
Menurutnya, pada September 2025, potensi turun hujan meliputi Bangli bagian selatan, Karangasem bagian selatan, dan Klungkung bagian utara. Selanjutnya, ada 9 ZOM atau 45 persen wilayah yang diperkirakan masuk awal musim hujan.
“Diprediksi terjadi pada Oktober dasarian I hingga III. Kemudian ada 10 ZOM atau 50 persen awal musim hujan diprediksi terjadi pada November dasarian II hingga III,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali, Aminudin Al Roniri, Rabu (1/10).
Sedangkan pada Oktober 2025, hujan diperkirakan mengguyur sebagian besar wilayah Jembrana, yakni Jembrana bagian barat dan timur; Buleleng bagian tengah, barat, dan selatan; Tabanan bagian barat, utara, dan tengah; Badung bagian utara dan tengah; Karangasem bagian barat; Bangli bagian tengah dan selatan; dan Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan.
Sedangkan pada November 2025awal musim hujan diprediksi terjadi di wilayah Jembrana bagian barat; Buleleng bagian barat, utara, timur, dan tenggara; Bangli bagian utara, tengah, dan timur; Karangasem bagian utara, barat, timur, tengah, dan selatan; Gianyar bagian selatan; Klungkung bagian selatan; Tabanan bagian selatan; Badung bagian selatan; Kota Denpasar; dan Pulau Nusa Penida.
“Jika dibandingkan dengan periode klimatologis 1991 hingga 2020, sebanyak 6 ZOM diprediksi memiliki awal musim hujan sama dengan rata-ratanya, 8 ZOM lebih cepat atau maju, dan 6 ZOM lainnya lebih lambat,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Rabu (1/10).
Dari sisi sifat hujan, pihaknya memperkirakan sebanyak 15 ZOM di Bali berada pada kategori normal. Wilayah yang termasuk dalam kategori ini mencakup Jembrana; Buleleng bagian barat, selatan, tengah, dan tenggara; Tabanan bagian barat, utara, tengah, dan selatan; Badung bagian utara, tengah, dan selatan; Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan; Bangli bagian utara, tengah, timur, dan selatan; Karangasem bagian barat, tengah, timur, dan selatan; Klungkung bagian utara dan selatan; dan Kota Denpasar.
Sedangkan 5 ZOM lainnya kami prediksi Atas Normal, meliputi wilayah Buleleng bagian utara dan timur; Tabanan bagian tengah; Badung bagian tengah; Bangli bagian selatan; Karangasem bagian barat dan utara; Gianyar bagian selatan; dan Pulau Nusa Penida.
“Pemerintah daerah, institusi terkait, masyarakat diharapkan waspada dan antisipatif terhadap potensi dampak musim hujan tahun ini, terutama di wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor,” imbuh dia.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, KaPokja Manajemen Data Meteorologi dan Klimatologi, I Nyoman Gede Wiryajaya selaku Ketua Panitia mengatakan jika sosialisasi dilaksanakan selama satu hari dengan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan sebagai peserta.