BNPB: Dana tunggu hunian korban bencana mulai dicairkan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dana tunggu hunian untuk korban bencana Sumatera yang mengungsi di rumah kerabat atau saudaranya mulai dicairkan.

By :  Widodo
Update: 2025-12-25 15:50 GMT

Arsip foto - Pengungsi korban banjir mengantre makanan di Meunasah Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu (3/12/2025). ANTARA/M Haris SA.

Elshinta Peduli

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dana tunggu hunian untuk korban bencana Sumatera yang mengungsi di rumah kerabat atau saudaranya mulai dicairkan.

Kepala BNPB Suharyanto di Banda Aceh, Kamis, mengatakan dana tunggu hunian tersebut sebesar Rp600 ribu per Kepala Keluarga (KK) untuk setiap bulannya. Dana tersebut diberikan untuk korban bencana yang tidak tinggal di hunian sementara (huntara).

"Pemerintah mulai besok mencairkan dana tunggu hunian sebesar Rp600 ribu per KK setiap bulan. Dana ini diberikan kepada masyarakat korban bencana yang tidak tinggal di hunian sementara, tetapi ditampung di rumah kerabat atau saudaranya," kata Suharyanto.

Ia mengatakan dana tunggu hunian tersebut disalurkan tidak melalui mekanisme manual, tetapi ditransfer langsung ke rekening penerima melalui bank pemerintah yang ada di Provinsi Aceh.

Tahap awal, kata dia, dana tunggu hunian yang disalurkan untuk Desember 2025, Januari, dan Februari 2026. Dana tunggu hunian diberikan hingga ada hunian tetap bagi korban bencana.

Terkait data penerima dana tunggu hunian, Suharyanto mengatakan masih dalam proses pendataan. Namun di beberapa kabupaten/kota ada yang sudah data masyarakat korban bencana yang ditampung di rumah kerabat maupun saudara.

Elshinta Peduli

"Penyaluran dana tunggu hunian ini tidak menunggu semuanya terdata. Kalau ada 10, 100, atau 1.000, langsung ditransfer. Sebab datanya dinamis dan yang mendatang langsung dari lapangan," kata Suharyanto.

Menyangkut pembangunan huntara, Suharyanto mengatakan sudah mulai dibangun. Pembangunan huntara tidak terfokus pada satu titik, tetapi juga bisa lokasi rumah masyarakat yang rusak berat atau hilang akibat bencana banjir.

"Banyak masyarakat korban bencana menginginkan pembangunan hunian sementara di lokasi tempat tinggal asalnya, karena mereka tidak ingin jauh dari kampung atau rumah awalnya. Dan keinginan ini tentu diakomodir," kata Suharyanto.

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News