BPS Sumsel catat inflasi naik 0,27 persen pada September 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan merilis Berita Resmi Statistik (BRS) Oktober 2025, Selasa (1/10). Dalam laporan tersebut, BPS mengungkapkan kondisi inflasi, nilai tukar petani (NTP), perdagangan luar negeri, pariwisata, hingga transportasi di Sumsel sepanjang September 2025.

Update: 2025-10-01 11:30 GMT

Sumber foto: Arik S/elshinta.com.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan merilis Berita Resmi Statistik (BRS) Oktober 2025, Selasa (1/10). Dalam laporan tersebut, BPS mengungkapkan kondisi inflasi, nilai tukar petani (NTP), perdagangan luar negeri, pariwisata, hingga transportasi di Sumsel sepanjang September 2025.

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menyampaikan inflasi pada September 2025 tercatat 0,27 persen dibanding bulan sebelumnya. “Inflasi kali ini paling besar dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Cabai masih jadi penyumbang utama, sedangkan harga pakaian relatif stabil,” jelasnya.

Wahyu menambahkan, harga beras di Sumsel secara umum menurun, meski di beberapa wilayah sempat terjadi kenaikan tipis. “Jika dilihat per daerah, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencatat inflasi paling rendah bulan lalu,” katanya.

Dari sektor pertanian, NTP Sumsel naik signifikan menjadi 127,77 atau tumbuh 4,57 persen dibanding Agustus. “Kenaikan harga karet dan jagung membuat daya beli petani lebih kuat. Meski harga bawang merah turun dan pupuk masih mahal, secara keseluruhan kondisi ini cukup melegakan petani,” ujar Wahyu.

Sementara itu, perdagangan luar negeri masih menunjukkan tren positif. Ekspor nonmigas Sumsel tetap meningkat, sedangkan impor justru terjun bebas hingga 56,10 persen sepanjang Januari sampai Agustus 2025, bahkan turun lebih dalam 87,38 persen pada Agustus. Meski begitu, neraca perdagangan Sumsel tetap surplus dengan Tiongkok sebagai negara asal impor terbesar.

Sektor pariwisata pun turut bergeliat. Wisatawan mancanegara yang masuk ke Sumsel pada Agustus 2025 mencapai 1.188 kunjungan, didominasi turis asal Amerika Serikat dan Malaysia. Untuk wisatawan domestik, tercatat sekitar 1,7 juta perjalanan dengan Lampung dan Jambi sebagai destinasi favorit sekaligus penyumbang kunjungan terbanyak ke Sumsel.

Dari transportasi, jumlah penumpang laut dan udara mengalami penurunan pada Agustus 2025. Namun, perjalanan darat justru meningkat, terutama penggunaan kereta api. Sementara itu, bongkar muat barang di pelabuhan menurun dibanding bulan sebelumnya.

“Data ini bukan sekadar angka. Statistik adalah cerita tentang kondisi ekonomi masyarakat Sumsel. Harapan kami, data ini bisa menjadi pijakan pemerintah daerah untuk mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Wahyu seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Arik S, Rabu (1/10).

Tags:    

Similar News