Fitriesya Maulani, ketika kaum hawa bisa memimpin bisnis berat
Fitriesya Maulani pendiri sekaligus pimpinan Dhanteras Group
Fitriesya Maulani berhasil membangun Dhanteras Group, 11 tahun silam. Inilah perusahaan penyedia material alam dan solar industri yang kini memiliki sekitar 200 pegawai. Lahir di Biak, Papua, di usia muda, Fitriesya mampu menunjukkan bahwa kaum hawa jangan diragukan dalam menekuni sektor konstruksi dan energi. Padahal, bisnis itu didominasi kaum pria.
Ada jalan panjang yang ditapaki Fitriesya, sebelum sampai di pucuk pimpinan bisnis yang dijalankan. Perempuan ini mulai dari pemasok perlengkapan kerja sederhana—seragam, sepatu, helm, hingga kebutuhan K3. Dan, akhirnya Fitriesya membawa perusahaannya naik kelas. Dhanteras Gorup menjadi salah satu pemasok material yang berperan penting dalam proyek infrastruktur nasional.
Dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta, dijelaskan jaringan distribusi Dhanteras Group kini menjangkau hampir seluruh Indonesia. Secara bisnis Dhanteras Group menjangkau mulai dari pembangunan jalan tol, proyek gedung bertingkat, pengadaan pemerintah daerah, hingga penyaluran material untuk mendukung pemulihan pascagempa Cianjur.
“Kebutuhan material akan terus meningkat sejalan dengan proyek infrastruktur pemerintah. Tantangannya adalah menjaga kualitas mulai dari tenaga kerja yang professional dan distribusi agar bisa memenuhi standar proyek berskala nasional,” kata Fitriesya.
Menyimaki perjalanan karier Fitriesya, ada beberapa catatan unik. Fitriesya menempuh pendidikan Diploma Akuntansi di Institut Pertanian Bogor (IPB) lulusan tahun 2010 dan melanjutkan S1 Administrasi Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Mandala, lulusan tahun 2011. Karier profesionalnya berawal sebagai sales promotion girl (SPG) untuk berbagai produk. Lalu, diterima di Telkomsel.
Fitriesya juga sempat meniti karier di perbankan. Di matanya, pekerjaan ini membentuk disiplin kerja, keterampilan analisis risiko, dan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kepercayaan klien. “Saya ingin bebas menuangkan ide dan membangun usaha sendiri. Dunia kerja memang memberi banyak ilmu, tapi terbatas ruang inovasinya,” katanya.
Saat mendirikan perusahaan sendiri, awalnya penuh tantangan, sebut saja menghadapi minim pasar, keterbatasan modal, hingga belum adanya badan hukum. Klien-klien kecil yang dulu dilayani secara konsisten kini tumbuh menjadi mitra proyek besar.
Dalam bisnis yang penuh persaingan, Fitriesya memilih diferensiasi sebagai strategi. Alih-alih masuk ke lini bisnis umum, perempuan ini fokus pada sektor material alam dan energi, bidang yang tidak banyak disentuh pemain baru. “Saya tidak mau terlalu sibuk memikirkan kompetitor. Fokus saya menjaga kualitas barang, memastikan kepuasan pelanggan, dan konsisten dengan visi yang saya bangun,” alasannya.
Terbukti, Dhanteras Group dipercaya menangani pasokan material berbagai proyek jalan tol. Perusahaan juga memperluas ke solar industri, sejalan dengan tren permintaan energi yang terus naik di sektor transportasi dan konstruksi.
Sementara itu, Fitriesya mengaku menghadapi tantangan lain, apalagi kalau bukan mengelola generasi Z yang kini mendominasi tenaga kerja. Ia menyadari gaya kepemimpinan tidak bisa lagi kaku dan otoritatif. “Kalau kita minta mereka disiplin, kita harus duluan disiplin. Kalau kita minta mereka semangat, kita juga harus memberi energi positif,” ujar perempuan yang hobi jogging ini.
Dengan pendekatan adaptif dan berbasis keteladanan, ia berhasil membangun organisasi yang solid sekaligus inovatif. Bagi Fitriesya, sukses tidak hanya soal hasil akhir, melainkan keberanian untuk mencoba meski gagal. Krisis, katanya, adalah ujian yang menampilkan kualitas seorang pemimpin. Dengan prinsip cepat, tepat, dan berkualitas, ia berkomitmen menjaga integritas perusahaan sekaligus kepuasan klien.
Dhanteras Group menargetkan peningkatan kontribusi dalam proyek energi dan infrastruktur berkelanjutan. Dengan dukungan pasar konstruksi Indonesia yang bernilai ratusan triliun rupiah per tahun, perusahaan optimistis memperluas jangkauan bisnis sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat luas.
“Saya yakin perusahaan akan terus berkembang, karena sektor energi dan infrastruktur adalah fondasi pertumbuhan bangsa,” katanya. (Ter)