Gelaran kemah lintas agama jadi ruang kolaborasi yang berkelanjutan
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan gelaran kemah lintas agama Interfaith Harmony Camp 2025 bukan sekadar perjumpaan simbolik, melainkan ruang tumbuh bagi kolaborasi yang berkelanjutan di antara para pemuda..
Para pemuda lintas agama yang ikut dalam gelaran Interfaith Harmony Camp 2025 di Bogor, Jawa Barat. ANTARA/HO-Kemenag
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan gelaran kemah lintas agama Interfaith Harmony Camp 2025 bukan sekadar perjumpaan simbolik, melainkan ruang tumbuh bagi kolaborasi yang berkelanjutan di antara para pemuda.
“Di tangan anak muda, harmoni antarwarga bangsa akan menemukan bentuk-bentuk kreatif dan solutif,” ujar Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pernyataan Zayadi tersebut disampaikan saat menutup Interfaith Harmony Camp 2025 di Bogor, Jawa Barat, yang diakhiri dengan prosesi penanaman pohon dan pembacaan deklarasi bersama lintas agama dan organisasi kepemudaan.
Menurut Zayadi, harmoni antarumat beragama harus terus dirawat melalui aksi nyata yang membumi dan dekat dengan kehidupan masyarakat. Penanaman pohon dipilih sebagai simbol kesadaran ekologis yang menyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Zayadi menyebut ekoteologi sebagai titik temu penting bagi komunitas lintas iman untuk mendorong kepedulian bersama terhadap bumi.
“Ketika kita menjaga lingkungan, sesungguhnya kita sedang menjaga masa depan kemanusiaan. Ini menjadi pesan sekaligus komitmen bersama,” ujarnya.
Menurutnya, Interfaith Harmony Camp tidak hanya memberi ruang dialog, tetapi juga menumbuhkan jejaring kolaboratif yang diharapkan dapat diterjemahkan menjadi program berkelanjutan di berbagai daerah.
Generasi muda lintas agama yang menjadi peserta camp diarahkan menjadi duta harmoni di komunitas masing-masing. Ia berharap nilai kebersamaan yang terbangun selama dua hari kegiatan dapat terus diperkuat dalam agenda-agenda lintas iman berikutnya.
“Kita menanam pohon hari ini, tetapi sesungguhnya kita sedang menanam harapan bagi Indonesia yang lebih damai dan berdaya,” ujarnya.
Deklarasi Interfaith Harmony Camp 2025 dibacakan oleh perwakilan pemuda lintas agama sebagai komitmen bersama setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Isi deklarasi tersebut meliputi:
Pertama, peserta menegaskan kesetiaan pada nilai-nilai kebangsaan, khususnya Pancasila, UUD 1945, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Mereka sepakat bahwa kehidupan berbangsa harus dijaga melalui sikap saling menghormati serta penghargaan terhadap keberagaman.
Kedua, peserta berkomitmen memperkuat kerukunan antarumat beragama melalui dialog, kerja sama, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial yang membangun persatuan. Mereka memandang bahwa sikap saling memahami menjadi jembatan untuk memperkokoh kohesi sosial.
Ketiga, peserta menyerukan pentingnya merawat harmoni dengan alam melalui praktik ekoteologi. Mereka menyatakan kesiapan untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan, mempromosikan keberlanjutan, dan menumbuhkan kepedulian terhadap bumi. Prosesi penanaman pohon pada penutupan kegiatan menjadi simbol awal dari komitmen tersebut.
Keempat, peserta menegaskan solidaritas kemanusiaan tanpa batas agama, dengan menjunjung nilai kasih, keadilan, dan penghormatan atas martabat manusia. Mereka menolak segala bentuk diskriminasi dan meyakini bahwa nilai kemanusiaan merupakan ruang temu yang menyatukan seluruh tradisi keagamaan.
Kelima, peserta berkomitmen mendorong lahirnya program-program kolaboratif lintas agama yang berfokus pada isu lingkungan, perdamaian, dan penguatan kohesi sosial. Mereka berharap gerakan bersama ini dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan memperkuat harmoni di berbagai daerah.