Indonesia dan Jerman luncurkan proyek InCircular

Update: 2025-11-28 06:00 GMT

Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A.A. Teguh Sambodo (kiri) dan Head of Division Southeast Asia German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) Andreas Foerster dalam agenda Perjanjian Kerjasama Proyek InCircular, yang akan mendukung implementasi Circular Economy Roadmap & Action Plan Indonesia di Jakarta, Kamis (27/11/2025). ANTARA/HO (Muhammad Baqir Idrus Alatas)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH meluncurkan Proyek InCircular sebagai upaya memperkuat transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular.

Kementerian PPN/Bappenas dan GIZ juga menandatangani Perjanjian Kerjasama Proyek InCircular, yang akan mendukung implementasi Circular Economy Roadmap & Action Plan Indonesia melalui penguatan kerangka regulasi, peningkatan kapasitas, memperkuat koordinasi lintas pemangku kepentingan, serta peningkatan sistem pengelolaan sampah di provinsi dan kabupaten atau kota terpilih.

“Kolaborasi selama lima tahun ini tidak hanya akan dilaksanakan di tingkat nasional, tetapi juga di tiga provinsi percontohan: Jawa Timur (Jatim), Bali, dan Jakarta,” ungkap Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo AA Teguh Sambodo sebagaimana dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat.

Inisiatif ini merupakan bagian dari kerja sama pembangunan Jerman melalui Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

Tiga aliran material dalam proyek InCircular ini adalah kemasan, limbah elektronik, dan residu. Daerah Jatim dan Bali masing-masing berfokus pada kemasan dan residu, dan Jakarta pada limbah elektronik.

Pihaknya berharap proyek ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja hijau, sekaligus menjaga lingkungan yang berkelanjutan.

Selama beberapa dekade terakhir, lanjutnya, Indonesia dan Jerman telah menjadi mitra kerja sama dalam memajukan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular melalui kerja sama finansial dan teknis, termasuk melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW) dan GIZ.

Kolaborasi ini mencakup pengembangan kapasitas pemerintah pusat dan daerah, penyusunan kebijakan dan regulasi, pelibatan sektor swasta, hingga perencanaan infrastruktur.

Ke depan, proyek InCircular dinyatakan bakal menjadi platform untuk menyelaraskan, mengharmonisasikan, dan memperkuat prioritas bersama Indonesia dan Jerman dalam mendorong agenda ekonomi sirkular nasional.

“Pada akhirnya, perubahan yang bertahan lama hanya dapat dicapai melalui keterlibatan pemangku kepentingan yang sungguh-sungguh, menyatukan semua sektor menuju visi bersama, pertumbuhan yang sirkular dan tangguh bagi Indonesia dan bagi bumi pertiwi. Dan InCircular, kita akan menjadi contohnya,” ujar Teguh.

Lebih lanjut, dia menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi sirkular sebagaimana tertuang dalam Circular Economy Roadmap and Action Plan 2025-2045.

Indonesia disebut terus berkomitmen mengatasi polusi sampah dan mendorong ekonomi sirkular. Berbagai kebijakan, seperti penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) open dumping, rencana penerapan Extended Producer Responsibility (EPR) atau tanggung jawab produsen yang diperluas, standar industri hijau, dan pembangunan fasilitas waste-to-energy, turut menegaskan upaya pemerintah mempercepat ekonomi sirkular dan meningkatkan pengelolaan sampah.

Bappenas dinyatakan juga akan membentuk Kelompok Pengarah Ekonomi Sirkular untuk memperkuat koordinasi dan memandu implementasi ekonomi sirkular di seluruh Indonesia. Platform ini bertujuan memastikan koherensi lintas kementerian, menyelaraskan prioritas nasional, dan memberikan arah yang terpadu untuk mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular.

Kolaborasi industri dan pengembangan kapasitas regional turut akan dijalankan beriringan untuk mendorong inovasi dan kemajuan yang berkeadilan.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Division Southeast Asia German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) Andreas Foerster menyampaikan bahwa reformasi pengelolaan sampah dan penguatan ekonomi sirkular penting untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Jerman merupakan rumah bagi berbagai perusahaan yang menjadi pemimpin pasar dalam pengelolaan sampah dan upaya daur ulang. Oleh karena itu, kami sangat berminat untuk mendukung sektor ekonomi sirkular dan melihat peluang besar dalam kerja sama bilateral antara negara kita,” ucap Andreas.

Jerman merupakan rumah bagi perusahaan-perusahaan terdepan di bidang pengelolaan sampah dan daur ulang. Oleh karena itu, kami sangat berminat untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam memajukan ekonomi sirkular,” katanya.

Tags:    

Similar News