Indonesia siap berkontribusi dalam misi perdamaian Gaza

Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan bahwa Indonesia siap berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian di Jalur Gaza, seraya menekankan pentingnya rencana komprehensif dan mandat yang jelas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam proses tersebut.

Update: 2025-11-06 08:00 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan bahwa Indonesia siap berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian di Jalur Gaza, seraya menekankan pentingnya rencana komprehensif dan mandat yang jelas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam proses tersebut.

“Indonesia siap berkontribusi dalam proses penjaga perdamaian. Detail implementasi, modalitas, dan yang utama adalah mandat resmi dari PBB yang imparsial harus sesuai dengan semangat perdamaian,” ujar Sugiono di Jakarta, Rabu.

Terkait rencana pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza, Sugiono menjelaskan bahwa Indonesia belum membahas mekanisme teknisnya lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa Indonesia membuka kemungkinan untuk menyiapkan pasukan perdamaian baru yang dapat diterjunkan ke wilayah tersebut.

Pernyataan Sugiono muncul setelah Amerika Serikat (AS) mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB mengenai pembentukan Pasukan Keamanan Internasional (International Security Force/ISF) di Gaza untuk masa dua tahun. Pasukan tersebut akan bertugas sebagai penegak hukum sekaligus penjaga stabilitas pascakonflik.

Dalam rancangan tersebut, ISF direncanakan melibatkan pasukan dari berbagai negara anggota PBB dan dibentuk melalui konsultasi dengan Dewan Perdamaian (Board of Peace) di Gaza.

Misi utama ISF meliputi pengamanan perbatasan Gaza dengan Israel dan Mesir, perlindungan warga sipil dan jalur kemanusiaan, serta pelatihan bagi pasukan polisi Palestina yang akan menjadi mitra operasional.

ISF juga diharapkan dapat membantu proses demiliterisasi Gaza, termasuk penghancuran dan pencegahan pembangunan kembali infrastruktur militer, serta pelucutan senjata kelompok bersenjata non-negara.

Selain itu, menurut rancangan AS, pasukan tersebut dapat menjalankan tugas tambahan yang diperlukan untuk mendukung perjanjian perdamaian Gaza, dengan masa kerja Dewan Perdamaian yang direncanakan setidaknya hingga akhir 2027.

Sugiono mengatakan bahwa rancangan resolusi tersebut masih dalam tahap pembicaraan awal di tingkat PBB.

“Kami berharap ada mandat yang jelas dan imparsial, serta dalam kerangka peacekeeping force, yang benar-benar berfungsi untuk menjaga perdamaian,” ujarnya.

Sugiono menambahkan, Indonesia berharap gencatan senjata di Jalur Gaza dapat berjalan efektif tanpa adanya serangan baru dari Israel, agar bantuan kemanusiaan dapat masuk dengan lancar dan proses rekonstruksi Gaza terlaksana sesuai kesepakatan internasional.

Tags:    

Similar News