Kartunis Indonesia wacanakan pendirian Museum Kartun di Semarang
Karya kartun kuno yang akan menjadi koleksi Museum Kartun Indonesia diserahkan saat Semarang Cartoonfest 2025 di Semarang, Sabtu (18/10/2025). ANTARA/I.C. Senjaya
Persatuan Kartunis Indonesia mewacanakan pendirian Museum Kartun Indonesia di Kota Semarang yang disebut sebagai Ibu Kota Kartun Nusantara.
"Mengapa (didirikan) di Semarang, karena Kota Semarang merupakan Ibu Kota Kartun Nusantara. Sejak tahun 1988 sudah banyak festival internasional yang digelar sampai sekarang," kata Ketua Presidium Persatuan Kartunis Indonesia Abdullah Ibnu Thalhah saat Semarang Cartoonfest 2025 di Semarang, Jateng, Sabtu.
Menurut dia, Museum Kartun Indonesia nantinya akan menjadi pusat riset dan dokumentasi kartun, ruang kreatif anak muda, wisata seni budaya, serta sebagai sarana edukasi masyarakat. Ia menyebut terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dunia kartun di Indonesia.
Tantangan pertama, kata dia, yakni regenerasi kartunis untuk menarik anak muda tertarik dalam dunia tersebut.
"Generasi lama ini sudah mulai berkurang, sehingga karya-karyanya perlu disimpan di Museum Kartun untuk ditampilkan sebagai media pembelajaran visual," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, pada generasi muda akan tertarik untuk bergabung dan berkreasi bersama. Tantangan lain, kata dia, yakni perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi kecerdasan buatan, diakuinya sangat mempermudah dalam menghasilkan karya. Meski demikian, menurut dia, para kartunis diimbau untuk tetap karya dengan talenta manual yang dimilikinya.
"Kecerdasan buatan silakan, namun hanya sebatas sebagai media inspirasi," tambahnya.
Ia mengatakan hingga saat ini terdapat sekitar 300 kartunis yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara anggota Komisi VII DPR Samuel Wattimena menyatakan siap mendukung pendirian Museum Kartun Indonesia. Namun, ia meminta visi dan fungsi pendirian museum kartun tersebut harus jelas.
"Jangan hanya menjadi kumpulan karya kartun saja. Fungsi dan visinya mau apa," katanya.
Ia mengkhawatirkan jika fungsi dan visi pendirian museum kartun tersebut tidak jelas, maka jejaring yang akan dibangun juga tidak jelas.