Ketum PRIMA serukan kembali ke jati diri bangsa lawan dominasi Serakahnomic
Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Agus Jabo Priyono
Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), Agus Jabo Priyono, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar kembali pada jati diri bangsa yang berakar pada nilai-nilai ketimuran. Ia menegaskan, kemakmuran dan keharmonisan bangsa hanya dapat terwujud bila masyarakat menegakkan prinsip ekonomi dan kehidupan sosial yang berpijak pada semangat asli bangsa, sebagaimana termaktub dalam Pasal 33 UUD 1945.
“Kita orang timur harus kembali ke timur. Jika selama ini kita dipaksa menjadi Barat, maka kita harus segera kembali ke Timur,” tegas Agus Jabo dalam peringatan 240 tahun kelahiran Pangeran Diponegoro di Yogyakarta, Selasa (11/11/2025).
Agus Jabo yang juga Wamensos ini menilai, sebelum kolonialisme barat masuk, bangsa Indonesia hidup makmur dan seimbang, sebagaimana digambarkan oleh Bung Hatta dan Bung Karno. Namun keadaan itu berubah ketika sistem kolonial eksploitatif masuk ke Nusantara.
Ia menyebut kekuatan serakahnomic, istilah yang juga digunakan Presiden Prabowo Subianto sebagai biang dari praktik perampokan sumber daya alam dan keuangan negara.
“Saya menerjemahkan serakahnomic ini menjadi tiga golongan, yaitu imperialisme, oligarki, dan birokrat korup. Kekuatan inilah yang sejak lama menjadi musuh bangsa kita, bahkan sejak zaman kolonial,” ujarnya.
Dalam pandangannya, semangat perlawanan terhadap kekuatan serakah itu telah ditunjukkan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825–1830). Agus Jabo menilai perjuangan Diponegoro bukan hanya bersifat politik dan militer, tetapi juga perlawanan terhadap cara pandang hidup Barat yang sekuler dan eksploitatif.
“Ada pertarungan pandangan hidup antara orang Belanda yang sekuler-eksploitatif dengan Pangeran Diponegoro sebagai orang Jawa yang menjunjung tinggi harmoni dan religius,” tambahnya.
Agus Jabo menegaskan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai dasar bangsa dan menegakkan Pasal 33 UUD 1945 sebagai pedoman ekonomi nasional. Ia menilai semangat itu sejalan dengan pesan Presiden Prabowo untuk memastikan kekayaan negara digunakan bagi kemakmuran rakyat.
“Pasal 33 UUD 1945 adalah jati diri bangsa. Ekonomi harus diurus secara kekeluargaan, bukan eksploitasi. Di sinilah cita-cita perjuangan Pangeran Diponegoro menemukan momentumnya,” katanya.
Ia menutup dengan ajakan agar masyarakat tidak sekadar memperingati jasa para pahlawan, tetapi mewarisi semangat juangnya.
“Tidak cukup kita hanya menghormati Pangeran Diponegoro. Api semangat juangnya harus kita lanjutkan dan wujudkan, menuju Indonesia yang bermartabat, berdikari, adil makmur, dan bahagia lahir batin,” pungkasnya.
Penulis: Rizki Rian Saputra/Ter