Koster: Penanaman pohon rutin dapat wujudkan target tutupan hutan
Gubernur Bali Wayan Koster yakin penanaman pohon yang rutin dilakukan di Bali akan dapat mewujudkan target tutupan hutan dari Menteri Lingkungan Hidup (LH).
Gubernur Bali Wayan Koster melakukan penanaman pohon memperingati Tumpek Wariga dan pascabanjir besar, Badung, Minggu (26/10/2025). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari.
Gubernur Bali Wayan Koster yakin penanaman pohon yang rutin dilakukan di Bali akan dapat mewujudkan target tutupan hutan dari Menteri Lingkungan Hidup (LH).
“Ini (penanaman pohon) akan dilakukan secara rutin tiap bulan sekali, kalau bisa dilaksanakan rutin maka pengurangan pohon yang diekspos Menteri LH yaitu mencapai 34 ribu hektare, 4-5 tahun ke depan bisa menutupi luasan hutan yang ada,” kata dia di Kabupaten Badung, Minggu.
Diketahui, sebelumnya pascabanjir besar melanda Bali September lalu Menteri LH Hanif Faisol mengungkap data bahwa tutupan hutan di daerah aliran sungai (DAS) Bali hanya 1.500 hektare atau 3 persen dari total hutan, sehingga Hanif Faisol mendorong daerah berbenah agar setidaknya tutupan hutan sebesar 30 persen dari total luasan.
Merespons arahan menteri sekaligus momentum Hari Suci Tumpek Wariga, Pemprov Bali dan jajaran kabupaten/kota pada Minggu pagi serentak melakukan aksi gotong royong penanaman pohon dan bersih-bersih sungai.
Pada tahap pertama ini total luasan lahan yang ditanami pohon se-Bali menyentuh 500 hektare.
“Totalnya 35 ribu lebih bibit di seluruh Bali, saya tanam pohon sawo karena nanti bisa dipetik, daunnya hijau bagus, menghasilkan oksigen banyak, dan menyerap karbon, tanamnya di sini karena ada sumber air harus dijaga hutannya supaya tidak mengalami kekeringan,” ujar Koster usai menanam di DAS Tukad Ayung, Bongkasa.
Kejadian banjir besar lalu dijadikan peringatan dan pelajaran berharga, di mana selama ini manusia terlalu asyik menyiksa alam, mengotori sungai, dan menebang sembarangan, sehingga sudah waktunya berbenah agar alam kembali harmonis.
“Alam marah dan kita harus terpanggil menjalankan kewajiban menanam pohon ini agar alam bisa diberdayakan untuk memenuhi kehidupan kita, tanpa alam yang baik kita tidak bisa hidup termasuk generasi ke depan,” kata dia.
Aksi gotong royong penanaman pohon dan bersih-bersih sungai ini mengambil momentum Tumpek Wariga atau pemuliaan terhadap tumbuh-tumbuhan, di mana kearifan warisan leluhur Bali ini harus dilestarikan dengan kegiatan terkait.
“Tumbuh-tumbuhan dan air itu ekosistem saling berkaitan, tumbuhan tanpa air tidak bisa hidup, air tanpa tumbuhan juga bisa mati jadi keduanya harus dijaga dilestarikan, momentum di Rahina Tumpek Wariga agar menanam kembali jangan hanya memetik tapi memberi,” ujar Koster.