Kota Yogyakarta pamerkan inovasi JSS di Forum Smart City Nasional 2025
Elshinta.com - Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Smart City Business Matchmaking/rapat Koordinasi Nasional Dinas Kominfo serta Forum Smart City Nasional 2025. Acara yang berlangsung selama dua hari tanggal 26–27 Agustus 2025 di Hotel Tentrem Yogyakarta tersebut diikuti sekitar 300 daerah dengan lima delegasi dari masing-masing wilayah.
Ajang ini mempertemukan pemerintah daerah dengan calon investor untuk membangun infrastruktur kota cerdas melalui skema pembiayaan alternatif. Hal ini perlu dilakukan karena dana APBN dan APBD dinilai tidak cukup menanggung seluruh kebutuhan apalagi ditengah efisiensi anggaran. Selain untuk meningkatkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan kota dan provinsi cerdas, kegiatan ini diharapkan juga berdampak positif pada sektor pariwisata dan perekonomian lokal, khususnya peningkatan hunian hotel serta promosi produk UMKM.
Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan kota Yogyakarta dengan visi smart city yang di wujudkan dengan Jogja Smart Service (JSS) untuk kepentingan pelayanan. Ada dua hal besar yang dimanfaatkan untuk kepentingan pemerintah dalam digitalisasi dan penyelenggaraan sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE). Pertama adalah untuk pelayanan publik, oleh karena itu layanan yang cepat berbasis digitalisasi dikerjakan di kota Yogyakarta melalui Jogja smart service yang telah terwujud.
"Yang kedua, bahwa peran besar digitalisasi selain untuk servis pelayanan publik itu adalah untuk mewujudkan one and single website dan kemudian dalam bentuk satu data di daerah,"ujar Hasto Wardoyo saat membuka Smart City Business Matchmaking dan Forum Smart City Nasional di Yogyakarta, Rabu (27/08/2025).
Direktur akselerasi teknologi pemerintah digital daerah, kementerian Komdigi, Aris Kurniawan mengatakan kolaborasi pemerintah dan swasta sangat penting dalam mewujudkan smart city. Karena swasta menjadi leading sektor dalam penerapan teknologi baru. Apalagi dalam kondisi keuangan seperti saat ini dan juga dampak adanya efisiensi anggaran. Sementara kebutuhan publik untuk pelayanan yang lebih baik termasuk smart city untuk mencitpakan kabupaten/ kota yang layak ditinggali harus tetap berjalan.
"Tuntutan publik tetap ada, tapi support APBN dan APBD terbatas, maka kita dorong ada bisnis macthmaking. Disini kita pertemukan antara pemilik teknologi dengan Pemda untuk bertemu, berdiskusi kira-kira apa yang bisa dikerjasamakan bersama dengan model kerjasama pemerintah dan badan usaha, jadi tidak melulu menggunakan APBD atau APBN,"katanya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfosan) Kota Yogyakarta, Ignatius Trihastono menyampaikan, dalam acara ini juga diselenggarakan penganugerahan Smart City Award yang akan digelar pada tanggal 27 Agustus 2025.
“Sebagai tuan rumah, Pemerintah Kota Yogyakarta merasa bangga dan berterima kasih atas kepercayaan ini. Kegiatan ini menjadi penguatan enam dimensi smart city, yakni Smart Government, Smart Branding, Smart Economy, Smart Environment, Smart Living, dan Smart Society,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Kamis (28/8).
Acara yang bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital ini mengusung tema “Inovasi Kota Cerdas: Mewujudkan Kedaulatan, Ketahanan, dan Keberlanjutan Indonesia Emas". Kegiatan ini dilaksanakan secara terpadu bersama pameran infrastruktur kota cerdas.