Menggapai swasembada energi-mineral dengan optimalisasi eksplorasi

Update: 2025-11-10 01:20 GMT

Tangkapan layar layanan Geomap dari Badan Geologi, Kementerian ESDM. ANTARA/Ricky Prayoga)l

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman", adalah penggalan bait dalam lagu "Kolam Susu" dari band legendaris Koes Plus, yang mendeskripsikan betapa kayanya tanah Indonesia.

Walaupun yang tergambarkan dalam bait itu hanya soal kekayaan di atas tanah, penggalan lagu tersebut ternyata juga cocok dengan kondisi di dalam tanah Indonesia yakni energi dan sumber daya mineralnya.

Terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yakni lempeng Samudera Hindia-Australia, lempeng Benua Asia, dan lempeng Samudera Pasifik, menjadikan Indonesia memiliki kesuburan tanah yang tinggi, 128 cekungan sedimen, 362 manifestasi panas bumi, 421 cekungan air tanah, dan lima jalur metalogenic. Tentu, dengan dampak negatifnya seperti letusan gunung, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor.

Indonesia memiliki 128 cekungan potensi minyak dan gas, serta cadangan sumber daya alam yang cadangannya melimpah dengan nikel (5,32 miliar ton), timah (6,9 miliar ton), emas (3,8 miliar ton), bauksit (3,1 miliar ton), tembaga (3 miliar ton), dan batu bara (31,7 miliar ton).

Belum lagi, terdapat mineral kritis atau logam tanah jarang (LJT) yang didapat dari batuan granit dan batuan vulkanik felsik. Lalu ada vanadium dan galium, batuan ultramafik: kobalt, kromium, skandium, PGM, juga ada pasir besi.

Dengan kekayaan alam itu, sektor energi dan mineral sangat berperan penting bagi perekonomian Indonesia dan menjadi salah satu motor pertumbuhan, baik dari sisi investasi serta industri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor ini pada paruh pertama 2025 mencapai 13,9 miliar dolar AS atau setara Rp225,8 triliun (kurs Rp16.251) yang tumbuh sekitar 24,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,2 miliar dolar AS.

Dari total investasi tersebut, subsektor mineral dan batubara menyumbang sebesar 3,1 miliar dolar AS (Rp50,38 triliun). Kemudian subsektor minyak dan gas bumi masih menjadi penyumbang terbesar dengan realisasi 8,1 miliar dolar AS.

Selain penarik dari sisi investasi, sektor energi juga berperan besar dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), di mana hingga Semester I tahun 2025, PNBP sektor energi mencapai Rp138,8 triliun atau 54,5 persen dari target nasional.

Kemudian, Penyerapan tenaga kerja selama semester I 2025 di sektor Migas, Minerba, Ketenagalistrikan, dan Energi Baru Terbarukan sebanyak 753.578 orang.

Dilihat dari data tersebut, energi dan mineral memainkan peranan penting bagi negara bahkan dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kedaulatan dalam sumber daya tersebut perlu dijaga, dengan dipastikan ketersediaan cadangannya. Di sinilah pentingnya kegiatan eksplorasi.

Seperti yang disampaikan mantan Dirjen Minerba Kementerian ESDM R Sukhyar, beberapa waktu lalu, bahwa tidak ada negara yang tidak berangkat dari sumber daya alam, karena sumber daya alam digunakan sebagai basis pengembangan dalam industri manufaktur pada negara-negara maju.

"Namun yang terpenting adalah bagaimana hasil eksplorasi sumberdaya mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya termasuk meningkatkan pendidikan untuk kemajuan," ucap Sukhyar.

Geomap

Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan dari 128 cekungan sedimen minyak dan gas, baru 20 cekungan dengan sumur produksi, 27 cekungan dengan sumur temuan, delapan cekungan dengan komponen sistem minyak bumi potensial dengan telah tersedia data seismic serta sumur, empat cekungan dengan kejadian rembesan hidrokarbon dengan tersedianya data seismic.

Ada 26 cekungan belum dieksplorasi dengan data geologi, data seismic, dan non-seismic telah tersedia. Sementara 43 cekungan belum dieksplorasi dengan data yang terbatas.

Dilihat dari aspek mineral, dari lima jalur metalogeni yang merupakan hasil mineralisasi logam dari proses magmatik (jalur logam dasar dan logam berharga), dengan total panjang 15.000 km, baru sekitar 7.000 km telah dieksplorasi dan dieksploitasi secara intensif.

Minimnya kegiatan eksplorasi kerap menjadi kendala utama dalam upaya meningkatkan sumber daya dan cadangan baru di sektor pertambangan baik migas, maupun minerba. Padahal, kegiatan ini menjadi pijakan utama dalam menjaga kelangsungan bisnis pertambangan.

Menurut Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, 22 Oktober 2025, kegiatan eksplorasi yang dapat mendorong peningkatan cadangan energi nasional, haruslah dilakukan. Dan Badan Geologi dinilainya bisa mengkoordinasi eksplorasi dengan memanfaatkan infrastruktur dan peralatan yang dimilikinya, baik untuk dilakukan di darat, maupun di laut.

Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah, Geomap, yakni aplikasi layanan online berbasis web untuk akses gratis peta-peta kegeologian yang dihasilkan dari survei dan penyelidikan geologi di Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM.

Penyelidik Bumi ahli muda, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Nela Paramita, menceritakan Geomap yang merupakan sebuah transformasi digital layanan publik peta berbasis IoT (Internet of Things) dibuat sejak 2021 dan diluncurkan ke publik pada 28 Januari 2022 sebagai bagian dari layanan informasi dari Portal Geologi Indonesia (geologi.esdm.go.id/geolindo).

Efisiensi layanan, menjadi salah satu penyebab munculnya Geomap ini, di mana sebelum tahun 2011 permintaan peta geologi pada Pusat Survei Geologi, dilakukan secara manual dengan pengguna melayangkan surat permintaan secara daring dan datang ke perpustakaan Badan Geologi secara fisik.

Hal ini menjadikan distribusi peta yang dimiliki Pusat Survei Geologi menjadi terbatas dan menghambat akses publik karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan akhirnya membuka potensi gratifikasi yang tinggi.

"Terkadang satu stakeholder juga membutuhkan bisa puluhan peta seperti itu. Akhirnya dibuatlah Geomap ini guna menghadirkan sebuah solusi agar publik itu bisa mengakses peta-peta ini secara cepat, efisien dan gratis langsung tanpa tatap muka dan bisa dimanfaatkan lebih luas oleh seluruh Indonesia bahkan internasional," kata Nela, Minggu (9/11).

Dari sebuah ruangan di studio pemetaan sistematik, seluas 4x7 meter dengan tiga workstation di dalamnya yang diberi nama Ruang Konten Geomap, layanan ini dibuat dengan berbasis WebGIS atau pemetaan digital yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi untuk mendistribusikan, mempublikasikan, mengintegrasikan, mengkomunikasikan dan menyediakan informasi dalam bentuk teks, peta dijital serta menjalankan fungsi analisis dan query melalui jaringan internet yang terintegrasi.

Nela yang merupakan penanggung jawab Geomap, mengatakan karena sifatnya WebGIS melalui dashboard terintegrasi, jadi seluruh aktifitas Geomap terpantau di workstation itu secara realtime.

Awalnya, basis data Geomap memiliki 12 tema peta dan memuat 4.756 peta cetak dalam format raster image. Seiring waktu, tema peta berkembang menjadi 60 dan jumlah koleksi peta menjadi 6.569 peta dalam format raster image, serta 544 file data peta geologi digital dalam format vektor file .*shp skala 1:100k yang telah disiapkan sesuai dengan batas administrasi kabupaten/kota di Indonesia.

Tema peta dalam aplikasi ini, mulai dari Peta Geologi, Peta Patahan Aktif, Peta Potensi Batubara, Peta Potensi Mineral Bukan Logam, Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi Indonesia, Peta Hidrogeologi, Peta Cekungan Air Tanah, Peta Sebaran Sedimen Dasar Laut, Peta Sumber Daya Mineral Kelautan Indonesia dan lainnya.

Di aplikasi ini terdapat fitur single-sign-on bagi pengguna (users) dan fitur unduh (download). Pencarian peta didasarkan pada wilayah administrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga akan didapatkan rekomendasi peta yang tersedia baik dalam format raster maupun vektor dalam berbagai skala (1:5M,1:2M, 1:1M,1:250K,1:100K, dan 1:50K).

Inovasi layanan publik Geomap ini disebut mampu memangkas SOP pelayanan peta dari 19 hari menjadi kurang dari dua jam saja. Dan hingga saat ini jumlah pengguna telah mencapai 11 ribu dari berbagai latar belakang dari akademisi, pemerintahan, industri baik BUMN ataupun swasta, dan stakeholder lainnya.

Geomap yang sudah mendata hampir seluruh kondisi geologi di seluruh wilayah Indonesia, diharapkan bisa digunakan sebagai data dasar kegeologian guna menemukan lokasi-lokasi sebaran sumber daya energi baru yang belum tereksplorasi, baik itu minyak, gas, mineral, batu bara, hingga logam jarang guba memastikan cadangan dan menggapai swasembada energi Indonesia.

"Termasuk harapannya juga kita bisa memetakan potensi risiko yang mungkin akan jadi salah satu tantangan untuk menggapai cita-cita swasembada energi kita," ucapnya.

Pelibatan Kampus

Dalam memaksimalkan potensi Geomap yang menyediakan data awal kondisi geologi di Indonesia guna mencapai swasembada, Kementerian ESDM kemudian menggandeng berbagai universitas untuk melakukan eksplorasi.

Di tahap awal, kementerian menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Padjadjaran (Unpad), lewat MoU yang diteken di Kompleks Badan Geologi Bandung, Rabu (22/10/2025) guna mengeksplorasi potensi energi Indonesia.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menjelaskan kerja sama mereka melalui Badan Geologi dengan perguruan tinggi dengan berfokus pada riset ini, bertujuan untuk meningkatkan kegiatan produksi minyak, gas, batubara, dan juga hilirisasi sumber daya alam.

Kegiatan eksplorasi ini merupakan bagian dari program tahun 2025 yang akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan anggaran sekitar Rp60 miliar dengan target mengidentifikasi potensi minerba dengan di dalamnya termasuk litium, dan juga Logam Tanah Jarang (LTJ).

"Kita memiliki potensi mineral kritis dan logam tanah jarang yang cukup besar. Selama ini belum termanfaatkan secara maksimal, padahal kebutuhan industri dalam negeri dan pengembangan teknologi hilirisasi sangat besar," ujar Yuliot.

Bagi Badan Geologi yang bertugas mengidentifikasi potensi sumber daya alam termasuk energi dan mineral, kerja sama ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor yang semakin lebar untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, mengungkapkan kerja sama pihaknya dengan perguruan tinggi saling mengisi, di mana Badan Geologi memiliki alat dan sarananya, kemudian perguruan tinggi memiliki teori dan ilmu seputar sumber daya alam.

"Kampus punya ilmunya, kami punya alat, punya sarana. Nah, berkolaborasi bagaimana memaksimalkan untuk mengidentifikasi di subsurface di Indonesia itu punya apa, termasuk litium coba kita cari, kita cari juga LTJ," ujar Wafid.

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohamad Irhas Effendi mengatakan, dengan pihaknya bersama tiga kampus lainnya mendapatkan penugasan eksplorasi, menjadi upaya penting meningkatkan keterlibatan kampus dalam pemetaan potensi sumber daya alam nasional.

Namun kerja sama antara kementerian dengan perguruan tinggi, tidak berkaitan dengan pengelolaan tambang atau pemberian konsesi.

"Melainkan ini hanya murni eksplorasi," tutur Irhas.

Dengan berbagai terobosan dan usaha yang dilakukan tersebut, ada target besar agar Indonesia bisa memiliki kedaulatan sumber daya alam. Dengan kedaulatan tersebut, rakyat dan industri akan memperoleh energi atau mineral dengan harga terjangkau dan aman, karena pasokannya terjamin.

Ujungnya, dengan terjaminnya pasokan energi atau mineral secara berkelanjutan, ditopang arah kebijakan pembangunan yang baik dan sumber daya manusia yang memiliki kemandirian, Indonesia diharapkan bakal mencapai tahap swasembada energi.

Similar News