Pasar `wait and see` pertemuan The Fed, IHSG diprediksi variatif
Pengunjung melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/10/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (27/10) ditutup melemah 154,57 poin atau 1,87 persen ke level 8.117,15. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU
Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif pada perdagangan Rabu, dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.
Sentimen akan berasal dari pelaku pasar yang bersikap “wait and see” terhadap hasil pertemuan The Fed pada Rabu (29/10), dan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada akhir pekan.
"IHSG menuju lower band yang mengindikasikan fase konsolidasi melemah. Sehingga, diperkirakan IHSG berpotensi menguji level psikologis 8.000 dan jika break low berpotensi menuju ke support 7.850," ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, pelaku pasar bersikap “wait and see” terhadap pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, yang hasilnya akan disampaikan pada Rabu (29/10), yang mana konsensus memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75- 4,0 persen.
Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral siap untuk mengakhiri pengetatan kuantitatif, seiring kondisi likuiditas yang lebih ketat. Selain itu, pelaku pasar bersikap “wait and see” terhadap pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada akhir pekan.
Sebelumnya, AS menyatakan bersedia mengurangi beberapa tarif, apabila China setuju untuk menindak ekspor bahan kimia yang digunakan dalam produksi fentanil. Laporan itu muncul setelah kesepakatan yang dicapai AS dan Jepang.
Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencermati pertemuan antara Presiden Trump dan PM Jepang Takaichi pada Selasa (28/10), yang menyepakati perjanjian kerangka kerja untuk mengamankan pasokan mineral tanah jarang. Selain itu, Jepang akan menawarkan paket investasi AS berdasarkan kesepakatan tahun ini senilai 550 miliar dolar AS, termasuk pembuatan kapal serta peningkatan pembelian kedelai AS, gas alam dan truk pick up.
Dari dalam negeri, koreksi harga komoditas emas menjadi pendorong berlanjutnya profit taking pada saham-saham berbasis komoditas emas. Selain itu, melemahnya beberapa saham bluechips dengan kapitalisasi pasar besar serta berlanjutnya koreksi beberapa saham konglomerasi juga membebani indeks.
Pada perdagangan Selasa (28/10), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,14 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,4 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,12 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,27 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup kompak menguat pada perdagangan Selasa (28/10), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,34 persen ditutup di level 47.706,60, indeks S&P 500 menguat 0,23 persen ke level 6.891,51, indeks Nasdaq Composite menguat 0,80 persen dan ditutup di level 26.012,75.