Pembatasan game online saja tidak cukup, perlu pengawasan dan pembentukan mental anak

Update: 2025-11-12 13:10 GMT

SMAN 72 Jakarta Utara

Menanggapi insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang diduga dilakukan oleh seorang siswa, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, menilai langkah Pemerintah membatasi game online belum menjadi solusi utama. Menurutnya, yang jauh lebih penting adalah memperkuat pengawasan, pembentukan mental, dan karakter generasi muda.

Dalam wawancara Elshinta edisi siang bersama news anchor Yuniar Kustanto, Rabu (12/11/2025), Dave mengatakan bahwa pelarangan atau pembatasan game online semata tidak akan menyelesaikan akar persoalan perilaku menyimpang di kalangan pelajar.

“Langkah yang mudah memang langsung stop game, tapi apakah itu menyelesaikan permasalahan? Belum tentu. Karena bisa saja berganti menjadi game lain. Yang penting adalah membentuk mentalitas, sifat, dan pengawasan terhadap anak-anak muda kita,” ujar Dave.

Dave menilai, kasus di SMAN 72 menjadi pengingat bahwa pembinaan karakter dan pencegahan bullying di sekolah harus diperkuat. Ia menegaskan bahwa praktik perundungan karena perbedaan fisik, warna kulit, atau status ekonomi tidak boleh lagi terjadi di lingkungan pendidikan.

Menurutnya, pengawasan terhadap konten dan game online memang menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Namun, penanganan dampak sosial dan psikologis anak membutuhkan kerja sama lintas lembaga, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, hingga lingkungan sekolah dan akademisi.

“Kominfo punya tugasnya sendiri, tapi dampak terhadap anak harus ditangani bersama. Harus ada kolaborasi antar kementerian, sekolah, dan civitas akademika,” jelasnya.

Dave menambahkan, pengaruh game online terhadap perilaku anak sebaiknya dikaji secara menyeluruh dan berbasis riset. Ia mengingatkan agar publik tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab kasus tanpa hasil penyelidikan yang jelas.

“Kita tidak ingin quick win atau solusi instan. Kita butuh jawaban permanen yang benar-benar menyelesaikan akar masalahnya,” tutupnya.

Penulis: Dedy Ramadhany/Ter

Similar News