Pengamanan terpadu Nataru yang antisipatif dan humanis untuk keselamatan
Menko Polkam Djamari Chaniago memimpin rakor Persiapan Pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Selasa (23/12/2025)
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago menegaskan bahwa pengamanan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 harus dilaksanakan secara terpadu, antisipatif, dan humanis dengan mengutamakan keselamatan masyarakat serta stabilitas keamanan nasional.
Penegasan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Persiapan Pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang dilaksanakan secara hybrid di Kantor Kemenko Polkam, di Jakarta, Selasa (23/12/2025). Rakor dihadiri oleh kementerian/lembaga terkait, serta unsur Forkopimda se-Indonesia.
“Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, pengamanan Natal dan Tahun Baru dilaksanakan secara terpadu, antisipatif, dan humanis dengan mengutamakan keselamatan masyarakat serta stabilitas keamanan,” ujar Menko Djamari.
Ia menyampaikan bahwa evaluasi pengamanan Natal dan Tahun Baru sebelumnya menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat dengan jumlah pelaku perjalanan mencapai sekitar 95 juta orang. Meski demikian, kinerja pengamanan dinilai menunjukkan hasil positif.
“Penurunan angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2024 mencapai sekitar 25 persen dibandingkan tahun 2023, serta penurunan jumlah korban kecelakaan sebesar 0,51 persen,” kata Menko Polkam.
Menurutnya, keberhasilan tersebut menjadi acuan dalam menyiapkan langkah-langkah strategis dan efektif untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat selama periode libur akhir tahun ini.
Menko Djamari juga mengingatkan potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara serius dan terpadu, terutama menjelang arus mudik dan arus balik.
“Peningkatan mobilitas masyarakat dalam periode libur panjang berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas, meningkatnya angka kecelakaan, serta gangguan keamanan berupa kejahatan jalanan dan praktik premanisme,” tambahnya.
Selain aspek keamanan, Menko Polkam menyoroti ancaman bencana alam yang meningkat akibat kondisi cuaca ekstrem. Ia juga mengingatkan potensi gangguan cuaca di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan yang dapat berdampak pada aktivitas masyarakat.
“Banjir dan longsor di Sumatera, bahkan di Jawa Tengah, telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur luas sehingga dibutuhkan respons dan perhatian serius dari kita semua,” tegasnya.
Disampaikan pula pentingnya kesiapsiagaan lintas sektor karena pengamanan Nataru tidak hanya melihat kelancaran lalu lintas saja, tetapi bencana alam yang mungkin dihadapi.
Ia juga mengingatkan agar pengawasan terhadap sarana dan prasarana transportasi dilakukan secara ketat, termasuk kondisi pengemudi, serta meminta seluruh jajaran menyiapkan personel dan peralatan secara optimal.
“Forkopimda harus bekerja secara terpadu dan kompak. Kekompakan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas di daerah. Jangan sampai keterlambatan kita melakukan pengamanan dan pertolongan terjadi karena kita tidak siap dari sejak awal,” tegasnya.
Selain itu Menko Polkam menekankan pentingnya menjaga keamanan rumah ibadah dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Penulis: Sri Lestari/Ter


