Pramono minta Pasukan Putih bantu penanganan stroke

Update: 2025-12-05 07:50 GMT

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan keterangan kepada awak media setelah menghadiri "Puncak Rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 Provinsi DKI Jakarta dan Komitmen Jakarta Siaga Stroke Tahun 2026" di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/12/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Kesehatan agar menyiagakan Pasukan Putih untuk membantu penanganan kasus stroke secara cepat dan tepat sehingga dapat meningkatkan peluang pemulihan yang baik.

"Saya memerintahkan Kepala Dinas untuk pasukan putih yang berjumlah 584 orang, yang selama ini dikhususkan untuk difabel dan lansia, membantu untuk penanganan stroke," kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.

Menurut dia, periode waktu krusial (golden periode) penanganan stroke, yakni maksimal 4,5 jam setelah gejala muncul, dan saat itu pasien berpeluang paling besar untuk menerima terapi yang efektif untuk meminimalkan kerusakan jaringan otak serta kecacatan permanen.

"Karena golden period 4,5 jam itulah yang dibutuhkan kehadiran pasukan putih saya yakin akan sangat bermanfaat," ujar Pramono.

Stroke menjadi salah satu penyakit tidak menular yang disoroti Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2025 yang mengusung tema "Generasi Sehat Masa Depan Hebat".

Selain itu, stroke juga merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta berinisiatif melakukan gerakan pencegahan stroke lebih awal dengan berbagai upaya, salah satunya, yaitu mengingatkan warga terkait pola hidup sehat.

Upaya lainnya, yakni mendeklarasikan diri sebagai kota siaga stroke atau Jakarta Siaga Stroke untuk memastikan setiap warga memiliki pengetahuan, akses, dan layanan yang memadai untuk menghadapi risiko stroke.

Jakarta Siaga Stroke tidak hanya terletak pada kemampuan sistem kesehatan dalam merespons keadaan darurat, tetapi juga pada kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan bertindak tepat waktu.

Di samping itu, Jakarta Siaga Stroke juga menekankan koordinasi yang cepat antara fasilitas kesehatan, layanan gawat darurat, dan tenaga medis yang terlatih. Terkait persentase prevalensi stroke secara nasional, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yaitu mencapai 8,3 persen.

Berdasarkan data yang sama, di Jakarta, dengan jumlah penduduk lebih dari 11,7 juta jiwa, berdasarkan diagnosis dokter, tercatat jumlah kasus stroke mencapai 24.981 kasus. 

Tags:    

Similar News