Puluhan musisi mundur dari Pestapora, ini respons penonton dan kreator

By :  Widodo
Update: 2025-09-07 12:06 GMT

Festival musik Pestapora 2025 mendapat sorotan tajam setelah puluhan musisi mengumumkan mundur dari line-up penampilannya. Keputusan ini dipicu oleh keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai sponsor gelaran.

Isu ini memicu perdebatan publik, terutama di kalangan penonton dan pelaku industri kreatif seperti "influencer" atau kreator konten. Sebagian besar penonton yang menjadi narasumber menyayangkan pembatalan tersebut, namun tetap memahami keputusan para musisi yang dinilai sebagai bentuk sikap ideologis.

Nabila, salah satu penonton, menilai bahwa aksi mundur memang berakar pada nilai dan prinsip masing-masing artis. Namun, menurutnya, bentuk protes tersebut bisa diekspresikan dengan cara yang tidak mengorbankan penonton, seperti tetap tampil sambil menyumbangkan honor ke organisasi yang menangani isu lingkungan atau sosial, seperti yang dilakukan rapper Indonesia, Yacko.

“Saya percaya mereka (musisi yang mundur) punya ideologi dan cara mengekspresikannya, jadi saya paham, meski disayangkan, kecewa, tapi di satu sisi saya paham maksudnya, saya menghargai ideologi dan cara masing-masing orang,” kata dia di Pestapora 2025 Gambir Expo, Jakarta, Minggu.

Ia juga menyoroti perubahan arah dukungan sponsor Pestapora yang dinilainya bertolak belakang dengan tahun sebelumnya, ketika festival tersebut didukung oleh Greenpeace.

Menurut Nabila, pergeseran ini menunjukkan ketidakkonsistenan nilai yang bisa menimbulkan kesan bahwa festival lebih mementingkan keuntungan daripada keberpihakan terhadap isu sosial.

“Disayangkan, karena tahun lalu Pestapora didukung sama Greenpeace, jadi kontradiktif aja sih sama apa yang sudah mereka lakukan tahun lalu. Kesannya jadinya ‘all for money’,” ujar Nabila.

“Saya berharap ke depannya lebih hati-hati dalam memilih sponsor, apa lagi sekarang isu lagi banyak di Indonesia, kondisinya sedang panas, jadi mungkin lebih empatetik saja terhadap situasi yang ada,” ia menambahkan.

Sementara itu pengunjung lain asal Jakarta, Meta, lebih netral menanggapi. Ia memahami bahwa mundurnya para musisi adalah bagian dari prinsip pribadi. "Agak bingung aja sih kenapa Freeport jadi sponsor acara musik. Tapi ya itu kan urusan di belakang layar, bukan wilayah kita juga sebagai penonton," katanya.

Pendapat serupa datang dari Putra, penonton asal Jakarta yang menyebut keputusan para musisi adalah bentuk sikap. "Ya disayangkan sih, tapi itu menunjukkan bahwa mereka punya prinsip," ujarnya.

Lebih lanjut, seorang “influencer” yang juga hadir sebagai penonton, Ojemo, menyampaikan dukungan penuh terhadap musisi-musisi yang memilih mundur. Ia menganggap keputusan tersebut sebagai langkah berani yang menunjukkan integritas di tengah tekanan industri.

Baginya, panggung musik bukan hanya tempat hiburan, tapi juga ruang untuk menyuarakan sikap dan nilai.

“Menurutku itu adalah langkah yang bagus untuk mereka (musisi) memilih tidak tampil karena mereka memang harus sadar akan hal-hal yang berpotensi merugikan, jadi aku sangat mengapresiasi mereka, menurutku itu tidak masalah,” imbuhnya.

Ia menghargai keberanian musisi yang memutuskan mundur, karena telah memilih berdiri bersama kepentingan masyarakat dan lingkungan, ketimbang membiarkan diri terlibat dalam aktivitas yang berpotensi merugikan.

Kreator konten dengan akun Instagram @ojmo_ ini juga mengungkapkan bahwa meskipun dirinya bukan sebagai “influencer” lingkungan, ia sangat peduli dengan isu-isu yang terjadi di Indonesia.

“Mungkin orang-orang enggak bisa melihat itu dari aku,” ujarnya saat ditanya apa kah ia peduli dengan lingkungan.

“Tapi sebenarnya, aku sangat amat peduli akan Indonesia, jadi, mau siapapun yang punya pandangan akan hal itu, aku sangat mengapresiasi, aku mengucapkan terima kasih, sama seperti soal demo kemarin, aku ucapkan terima kasih.” ia menambahkan.

Di sisi lain, kreator kelahiran 1995 ini memuji respons panitia Pestapora yang akhirnya memutus kerja sama dengan Freeport. Menurutnya, keputusan tersebut menunjukkan bahwa tekanan publik dan aksi kolektif dari musisi tidak sia-sia.

Ia berharap ke depan, festival dan gelaran serupa bisa lebih selektif dalam memilih mitra kerja, mengingat pengaruh sponsor tidak hanya bersifat teknis, tapi juga mencerminkan posisi moral dari sebuah acara.

Adapun festival musik Pestapora, yang dijadwalkan berlangsung 5-7 September, diwarnai dengan pembatalan penampilan dari sejumlah musisi yang menolak tampil karena alasan keberadaan sponsor yang bertentangan dengan pandangan mereka.

Puluhan musisi, beberapa di antaranya seperti Banda Neira, Hindia, Leipzig, .feast, Rebellion Rose dan Sukatani, memutuskan mundur dari Pestapora karena PT. Freeport menjadi salah satu sponsor festival tersebut.

Musisi lainnya seperti Yacko dan Sal Priadi memilih untuk tetap tampil dan menyumbangkan pendapatan mereka dari festival itu kepada organisasi lingkungan hidup.

Pestapora melalui pernyataan resmi mengatakan sudah membatalkan kerja sama dengan Freeport dan meminta maaf atas kejadian tersebut.


Tags:    

Similar News