Setelah 3 hari, evakuasi korban Ponpes Al Khoziny ambruk akhirnya gunakan alat berat

Update: 2025-10-02 10:43 GMT

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, memastikan proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, kini memasuki tahap penggunaan alat berat. Keputusan ini diambil setelah tiga hari upaya penyelamatan manual tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Kamis (2/10/2025), tercatat sebanyak 108 korban. Rinciannya, 103 orang selamat dan masih menjalani perawatan di rumah sakit, serta lima orang meninggal dunia. Sementara itu, berdasarkan laporan keluarga, 59 orang masih dinyatakan hilang atau belum ditemukan.

Namun Suharyanto menekankan agar masyarakat tidak buru-buru menyimpulkan angka tersebut sebagai korban reruntuhan. “Mudah-mudahan 59 itu tidak ada di bawah reruntuhan. Kita berdoa agar ada keajaiban,” ujarnya dalam konferensi pers, di Sidoarjo, Kamis siang.

BNPB bersama tim gabungan sebelumnya telah menggunakan peralatan canggih, termasuk drone thermal, untuk mendeteksi tanda kehidupan. Sayangnya, hasil hingga Kamis pagi tidak menunjukkan adanya sinyal positif.

Atas dasar itu, BNPB bersama 212 personel gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, tenaga sipil, hingga relawan akhirnya mengerahkan alat berat dalam proses evakuasi. Keputusan ini juga telah disepakati bersama keluarga korban, yang meminta agar pencarian segera difokuskan pada evakuasi.

“Sudah cukup karena sudah tiga hari, sekarang tolong itu segera dievakuasi menggunakan alat-alat berat,” kata Suharyanto mengutip kesepakatan warga, yang juga dituangkan dalam keterangan resmi.

BNPB memastikan evakuasi dilakukan secara hati-hati, hingga semua korban berhasil ditemukan dan terdata.

Penulis: Sukma Salsabila/Ter

Similar News