Unindra soroti dampak teknologi digital terhadap kemampuan bahasa baku

Update: 2025-10-13 04:40 GMT

Unindra menggelar seminar bertajuk "Optimalisasi Pembelajaran Bahasa dan Pemanfaatan Media Digital di Perguruan Tinggi" di Graha Unindra, Sawangan, Depok. ANTARA/HO-Unindra

Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) menyoroti dampak perkembangan teknologi digital terhadap kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia secara baku, termasuk dalam menulis.

Maraknya penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa dan pelajar dinilai berdampak pada menurunnya kemampuan berbahasa Indonesia secara baku. Sementara itu, kebiasaan menggunakan kecerdasan buatan (AI) juga dinilai berpotensi mengurangi kemampuan menulis yang orisinal dan reflektif.

Rektor Unindra Sumaryoto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan untuk menghadapi tantangan tersebut, para dosen perlu meningkatkan kompetensinya serta menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan teknologi digital.

“Unindra mengantisipasi perubahan ini dengan mengembangkan Learning Management System (LMS) berbasis digital yang digunakan untuk mengelola, menyampaikan, dan memantau kegiatan belajar mengajar secara daring maupun luring,” ujar Sumaryoto.

Dosen pascasarjana Unindra, Mashadi menambahkan untuk pembelajaran bahasa, saat ini tidak bisa lagi dengan hanya mengandalkan metode konvensional.

“Mahasiswa bisa diberi tugas membuat konten edukatif di platform digital, seperti YouTube atau TikTok sebagai bagian dari proses belajar,” ujar Mashadi.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Alumni Unindra, Ambar Tri Hapsari menilai mahasiswa perlu memperluas wawasan dan memahami peran bahasa di era globalisasi.

"Mahasiswa Unindra harus memperluas jangkauannya dalam mempelajari bahasa. Penguasaan bahasa menjadi modal utama untuk bersaing di dunia kerja dan akademik," ujar Ambar.

Sedangkan Anggota Dewan Pers R. Niken Widiastuti menyoroti perubahan mendasar dalam cara membaca, menulis, dan memahami teks di era digital. Menurut Niken, para dosen dan guru harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut dengan menyesuaikan metode pembelajaran. "Mereka perlu menganalisis hubungan kompleks antara media digital dan efektivitas pembelajaran bahasa di perguruan tinggi,” ujarnya.

Terkait penggunaan AI dalam proses pembelajaran, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Agus Sudibyo mengatakan bahwa kehadiran AI generatif membawa paradoks tersendiri.

“AI memang menawarkan efisiensi dengan menghasilkan teks yang rapi dan logis hanya dengan satu perintah. Namun, semakin cepat kita menulis, semakin sedikit kita berpikir dan memahami persoalan,” ujar Agus.

Menurut Agus, bahasa yang dihasilkan AI hanyalah penggabungan pola, bukan ekspresi batin atau pengalaman intelektual penulis.

“Tampak sempurna dari luar, tetapi minim pergulatan kreatif,” kata Agus.

Ia mengingatkan pentingnya bagi para dosen untuk melek terhadap perkembangan AI, sehingga mampu membedakan karya tulis asli mahasiswa atau dari hasil buatan mesin.

Tags:    

Similar News