Warga bangun jembatan darurat pascajembatan putus di Lumajang
Warga dari beberapa desa bergotong royong membangun jembatan darurat penghubung dua kecamatan di Desa Kandang Tepus, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Warga desa bergotong royong membangun jembatan darurat dari bambu pada Sabtu (20/9/2025) setelah jembatan Kali Tutur terputus akibat hujan deras. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Warga dari beberapa desa bergotong royong membangun jembatan darurat penghubung dua kecamatan di Desa Kandang Tepus, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur setelah jembatan Kali Tutur putus diterjang derasnya air sungai setempat.
"Putusnya jembatan penghubung Kecamatan Senduro dengan Gucialit mendorong semangat kebersamaan warga yang luar biasa. Tanpa menunggu bantuan, masyarakat dari beberapa desa bersatu membangun jembatan darurat dari bambu untuk memastikan akses tetap terbuka bagi kegiatan sehari-hari dan kebutuhan vital warga," kata Kepala Desa Kandang Tepus, Suryadi, dalam keterangannya di desa setempat, Minggu.
Menurutnya partisipasi warga sangat tinggi, bahkan ratusan warga bekerja sama, bahkan saat malam hari juga dinyalakan penerangan agar warga bisa melintas dengan aman.
Jembatan darurat itu bukan sekadar penghubung fisik karena kehadiran jembatan memastikan anak-anak tetap bisa bersekolah, hasil panen petani tersalurkan, dan warga tetap memiliki akses ke fasilitas kesehatan serta tempat ibadah.
"Lebih dari itu, jembatan tersebut menjadi wujud nyata kepedulian, tanggung jawab, dan semangat kebersamaan masyarakat, yang menunjukkan bagaimana nilai sosial menjadi kekuatan utama menghadapi tantangan," katanya.
Sementara Bupati Lumajang Indah Amperawati saat meninjau lokasi terputusnya jembatan Kalitutur memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif warga bahwa gotong royong seperti itu memperlihatkan ketangguhan, solidaritas, dan kepedulian yang menjadi pondasi pembangunan desa.
"Nilai-nilai itu tak ternilai dan menjadi modal sosial yang kuat untuk kemajuan masyarakat. Peristiwa itu menegaskan bahwa solidaritas dan kerja sama yang tulus mampu menjaga kelancaran kehidupan desa, memperkuat hubungan antarwarga, dan membentuk ketahanan sosial yang berkelanjutan," tuturnya.
Dengan semangat gotong royong, warga Senduro memperlihatkan bahwa kekuatan nilai-nilai bersama lebih penting daripada sekadar infrastruktur fisik, karena solidaritas dan kepedulian dapat mengatasi setiap tantangan.
"Jembatan darurat kami perkuat segera agar kendaraan roda dua bisa melintas dengan aman. Sementara itu, pembangunan jembatan permanen tengah disiapkan dengan alokasi anggaran melalui mekanisme khusus," katanya.
Sebelumnya jembatan yang berada di perbatasan Desa Kandangan dan Kandang Tepus, Kecamatan Senduro terputus akibat hujan deras yang mengguyur kawasan setempat pada Jumat (19/9), sehingga warga harus memutar sejauh 15 kilometer.