Yayasan Bintan Resort terima bantuan beasiswa dari Donatur Singapura
Yayasan Bintan Resort di Kepulauan Riau (Kepri) menerima bantuan beasiswa untuk sembilan pelajar dari Bapak Asuh asal Singapura Satianathan Nadarajah dengan mengatasnamakan Renuka d/o Satianathan Education Estate.
Pemberian beasiswa kepada pelajar Bintan oleh Bapak Asuh Yayasan Bintan Resort Satianathan Nadarajah di Bintan, Kepri, Selasa (2/12/2025). ANTARA/Jessica.
Yayasan Bintan Resort di Kepulauan Riau (Kepri) menerima bantuan beasiswa untuk sembilan pelajar dari Bapak Asuh asal Singapura Satianathan Nadarajah dengan mengatasnamakan Renuka d/o Satianathan Education Estate.
Bapak Asuh Yayasan Bintan Resort Satianathan Nadarajah merupakan seorang ayah dari atlet lari asal Singapura yaitu Renuka Satianathan, yang meninggal dunia pada Maret 2025.
“Saya menghampiri beberapa sekolah di Singapura dan saya menyadari bahwa sebenarnya sebagian besar sekolah di Singapura memiliki pendanaan yang cukup untuk membantu pelajar. Jadi saya berpikir, kenapa tidak mempertimbangkan Indonesia,” kata Nathan di Bintan, Selasa.
Beasiswa yang berikan senilai Rp294 juta, yang diperuntukkan bagi siswa SD, SMP, SMA Tunas Bangsa, dan mahasiswa Politeknik Bintan Cakrawala.
Penyaluran beasiswa ini sebagai bentuk dedikasi Satianathan kepada anaknya untuk membantu dunia pendidikan.
Ia menilai dengan memberikan beasiswa di Indonesia, mengingatkannya kepada Renuka yang sebelumnya pernah turut serta dalam ajang Sea Games yang dilaksanakan di Palembang.
“Singapura dan Indonesia adalah keluarga ASEAN, dan kita telah bersama sejak tahun 1965. Anak perempuan saya (Renuka) memiliki bagian dalam SEA Games di Palembang di tahun 2011. Jadi saya pikir itu adalah sebuah sejarah yang baik. Karena ini uangnya, jadi saya harus mendekati beberapa sekolah,” katanya.
Lebih lanjut Nathan juga merencanakan kegiatan yang sama untuk di wilayah Yogyakarta dan Bangka Belitung.
Ketua Yayasan Bintan Resort Aditya Laksamana mengatakan melalui kerja sama ini pihaknya berkomitmen pendidikan adalah jalan untuk tumbuh, bermimpi, dan memperluas kesempatan hidup.
“Kami berharap program ini dapat berkembang, menjangkau lebih banyak siswa, dan menjadi salah satu pondasi utama dalam misi pendidikan kami di Bintan,” ujar Aditya.
Yayasan Bintan Resort sejak tahun 2001 bertujuan meningkatkan kesejahteraan dalam dunia pendidikan untuk masyarakat di sekitar Bintan.
“Kami memang komit untuk membantu pendidikan di area Bintan mulai dari TK, SD, SMP, kemudian SMA, kemudian ada politeknik, dan terakhir kita punya LPK di kawasan ini. Dan itu memang komitmen dari direksi kami, harus membantu masyarakat di sekitar," katanya.
Yayasan Bintan Resort juga memiliki program senilai Rp3 miliar untuk satu tahun.
“Itu adalah komitmen kami, dan tentunya saya senang sekali dengan adanya Pak Nathan ini, sehingga mudah-mudahan juga ada juga yang lain yang juga bisa bersama-sama kita berkolaborasi untuk bisa memberikan satu hal yang memang dibutuhkan untuk orang tua atau masyarakat, yang memang membutuhkan untuk pendidikan itu,” ujarnya.
Ia mengharapkan bantuan beasiswa yang diterima oleh peserta didik dari Bapak Asuh Satianathan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam keberlangsungan pembelajaran.
“Harapannya kita ingin siswa yang mendapatkan beasiswa ini bisa belajar lebih giat. Kalau bisa jadi juara. Kemudian harus berniat untuk meneruskan sekolah, jangan sampai putus. Jadi itu yang harus kita tanamkan, supaya uang yang dikeluarkan oleh Pak Nathan, anak-anaknya itu bisa berguna. Jadi itu yang paling penting,” katanya.
Ia juga menyoroti harapan timbal balik yang akan muncul dari anak-anak yang terbantu, untuk nantinya membantu orang lain jika sudah sukses di masa depan.
Dalam kunjungan Bapak Asuh Satianathan ke Yayasan Bintan Resort juga berkesempatan untuk melakukan penanaman pohon bakau di kawasan Politeknik Bintan Cakrawala.
Pihaknya melakukan penanaman pohon bakau di area tersebut, dimana ekosistem bakau mengalami kerusakan untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
“Pariwisata ini butuh hijau, kemudian butuh keberlanjutan untuk kehidupan laut. Terutama kehidupan yang ada di dalam mangrove itu sendiri, seperti kepiting, udang, ikan, dan sebagainya. Itu kan salah satu tempat untuk pembibitan, untuk berkembang pilihannya dari hasil laut itu. Itu sangat penting buat kita,” ujar Aditya.