BI: Penurunan suku bunga perbankan masih lambat dan perlu dipercepat .
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat.
Dibandingkan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 basis poin (bps), suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 16 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,65 persen pada Agustus 2025. Hal ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 25 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) bank.
“Penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 7 bps dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,13 persen pada Agustus 2025,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Sementara itu di pasar uang, sejalan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps sejak September 2024 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA terus menurun sebesar 144 bps dari 6,03 persen pada awal 2025 menjadi 4,59 persen pada 16 September 2025.
Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 210 bps, 213 bps, dan 219 bps sejak awal 2025 menjadi 5,06 persen; 5,07 persen; dan 5,08 persen pada 12 September 2025.
Selanjutnya, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) untuk tenor 2 tahun menurun sebesar 185 bps dari 6,96 persen pada awal 2025 menjadi 5,11 persen pada 16 September 2025.
Sedangkan untuk SBN tenor 10 tahun, tercatat menurun sebesar 94 bps dari tingkat tertinggi 7,26 persen pada pertengahan Januari 2025 menjadi 6,32 persen.
“Bank Indonesia memandang suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan sebagai bagian upaya bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan Program Asta Cita Pemerintah,” kata Perry.
Adapun pada RDG September ini, BI baru saja memutuskan untuk memangkas BI-Rate sebesar 25 bps sehingga berada pada level 4,75 persen.
Suku bunga deposit facility juga diputuskan turun sebesar 50 bps menjadi pada level 3,75 persen. Sementara suku bunga lending facility diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,5 persen.
Dengan penurunan terbaru ini, maka BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali dengan total sebesar 150 bps sejak tahun lalu. Penurunan terjadi pada September 2024, kemudian pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025.