Danantara sebut 204 investor minati proyek Waste To Energy Indonesia
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani menyampaikan keterangan kepada awak media dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Terbatas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Jakarta, Jumat (23/10/2025). (ANTARA/Aji Cakti)
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan, lebih dari 204 investor baik dalam maupun luar negeri meminati pembangunan program Waste To Energy atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Indonesia.
"Kita sudah membuka prosesnya, dan yang masuk sebenarnya lebih dari 204 investor baik dari dalam dan luar negeri," kata Rosan setelah Rapat Koordinasi Terbatas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Jakarta, Jumat (24/10).
Dia menambahkan, dari total 204 perusahaan itu, sebanyak 66 perusahaan berasal dari luar negeri dan sisanya dari dalam negeri.
"Dan prosesnya ini untuk seleksi kita mengharapkan pada bulan November sudah mulai untuk proses tender atau bidding-nya," katanya.
Tugas Danantara dalam Waste To Energy adalah mengundang investor, namun kalaupun tidak ada investor yang masuk maka Danantara tetap akan melaksanakan program Waste To Energy karena semua aturannya sudah jelas.
Rosan mengatakan bahwa sudah diumumkan terdapat tujuh wilayah yang sudah siap tidak hanya dari segi sampah, tapi juga dari segi lahan dan juga dari segi ketersediaan air dan listrik, serta yang paling penting adalah sudah ada jalur distribusi listriknya dengan PLN.
"Jadi secara komprehensif memang sudah siap untuk dijalankan, jadi sekarang proses tendernya ini kami jalankan tentunya berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan dan juga Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri dan juga kementerian terkait lainnya," katanya.
Danantara sendiri akan menjadi pemegang saham di semua proyek Waste To Energy, untuk memastikan bahwa proyek itu berjalan dengan baik dan benar.
Sebagai informasi, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pemerintah akan memulai pembangunan fasilitas pengolahan limbah dan sampah di 34 kota yang dirancang untuk menghasilkan energi listrik, dan ditargetkan rampung dalam dua tahun.
Prabowo mengatakan, pembangunan fasilitas tersebut akan difokuskan pada daerah-daerah dengan volume sampah tinggi, termasuk DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Prabowo menyebut pembiayaan proyek telah disiapkan dan tengah memasuki tahap penentuan kontrak serta pemilihan teknologi yang paling sesuai.
Program pengolahan sampah menjadi energi ini dipandang penting untuk menjaga kebersihan, kesehatan masyarakat, serta mendukung sektor pariwisata di berbagai daerah.